Sabtu, 28 Agustus 2010

pembelajaran hidup

Ibuku selalu bertanya padaku, apa bagian tubuh yang paling penting. bertahun-tahun, aku selalu menebak dengan jawaban yang

aku anggap benar. ketika aku muda, aku pikir suara adalah yang paling pentingbagi kita sebagai manusia, jadi aku jawab, “TELINGA,Bu”. Tapi, ternyata itu bukan jawabannya. “Bukan itu, Nak, Banyak orang yang tuli. Tapi, teruslah memikirkannya dan aku akan menanyakannya lagi nanti”. Beberapa tahun kemudian, aku mencoba menjawab, sebelum dia bertanya padaku lagi. sejak jawaban pertama, kini aku yakin jawaban kali ini pasti benar. Jadi, kali ini aku memberitahukannya. “Bu, penglihatan sangatlah penting bagi semua orang, jadi pastilah MATA kita”. Dia memandangku dan berkata,”kamu belajar dengan cepat, tapi jawabanmu masih salah karena banyak orang yang buta”. Gagal lagi, aku meneruskan usahaku mencari jawaban baru dan dari tahun ke tahun, ibu terus bertanya padaku beberapa kali dan jawaban dia selalu, “Bukan, tapi kamu makin pandai dari tahun ke tahun Anakku”. Akhirnya, tahun lalu kakekku meninggal. Semua keluarga sedih, Semua menangis. Bahkan, ayahku menangis. Aku sangat ingat itu karena itulah saat kedua kalinya aku melihanya menangis. Ibuku memandangku ketika tiba giliranku untuk mengucapkan selamat tinggal kepada kakek. Dia bertanya padaku, “Apakah kamu sudah tahu bagian tubuh yang paling penting, sayang?” Aku terkejut ketika Ibu bertanya pada saat seperti ini. aku sering berpikir, ini hanyalah permainan antara Ibu dan aku. Ibu melihat kebingungan di wajahku dan memberitahuku, “Pertanyaan ini penting. Ini akan menunjukkan padamu apakah kamu sudah benar-benar “hidup”". Untuk semua bagian tubuh yang kamu beritahukan padaku dulu, aku selalu berkata kamu salah dan aku telah memberitahukan kamu kenapa. Tapi, hari ini adalah hari dimana kamu harus mendapat pelajaran yang sangat penting. Dia memandangku dengan wajah keibuan. Aku melihat matanya penuh dengan air. Dia berkata, “Sayangku, bagian tubuh yang paling penting adalah BAHUMU”. Aku bertanya, “Apakah karena fungsinya untuk menahan kepala?” Ibu membalas,”Bukan, tapi karena bahu dapat menahan kepala seorang teman atau orang yang kamu sayangi ketika mereka menangis. Kadang-kadang dalam hidup ini, semua orang perlu bahu untuk menangis. Aku cuma berharap, kamu punya cukup kasih sayang dan teman-teman agar kamu selalu punya bahu untuk menangis kapanpun kamu membutuhkannya”.

Akhirnya ,aku tahu bagian tubuh yang paling penting adalah tidak menjadi orang yang mementingkan diri sendiri. Tapi, berSIMPATI terhadap penderitaan yang dialami oleh orang lain. Orang akan melupakan apa yang kamu katakan. Orang akan melupakan apa yang kamu lakukan. Tapi, Orang TIDAK akan pernah lupa bagaimana kamu membuat mereka BERARTI.(Ibnu Haitam)

jangan memprsulit diri

Abdullah Azzam 19 August at 08:35 Reply
JANGAN MEMPERSULIT DIRI

"Allah menghendaki kemudahanbagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. " (Al-Baqoroh 185)

Sahabat, betapa dahsyatnya beritadan opini yang berkembang diberbagai media tentang hal-hal yang negatif membuatbanyak diantara kita larut dan ikut berfikir negatif dan semakin mempersulitdiri..... dan suka menyalahkan orang lain

Jutaan orang menganggur ..... wah sulit nih cari kerja !, 4 : 1 Jumlah wanita dibandinglaki-laki.....aduuuh makin susah nih cara dapetin jodohku !, Korupsi merajalela.......mana mungkin kitabisa kaya dan suskses berbisnis belum untung sudah dikorup !, pornografi ,pornoaksi dan narkoba telah membudaya diseluruh strata generasi........aduuhgimana nih tambah ancur saja nih negara.......pak ustadz, pak Guru, pak Lurah,pak DPR dan Pak Presiden jangan tidur dan melancong aja.

Padahal sebenarnya tidak ada yang sulit dalam hidup kita ini, karena Allah sendirilah yang punya statmen ' Jangan mempersulit diri, karena Aku tidak pernah mempersulit kalian ' begitulah kira-kira bahasa gampangnya.

Coba saja kita lihat realitas-relaitas berikut ini :

Ada seseorang saat melamar kerja,memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat CCTV oleh peng-interview, maka dia lolos dan mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperolehpenghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid ditoko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untukdiperbaiki di toko tersebut. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak inijuga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakanperbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, siadik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.
Ternyata untuk menjadi orang yangberhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja

Seorang anak berkata kepadaibunya: "Ibu hari ini sangat cantik.Ibu menjawab: "Mengapa?Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.
Ternyata untuk memiliki kecantikansangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknyasetiap hari bekerja giat di sawah.Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetapakan tumbuh dengan subur.Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membinaanakku.
Ternyata membina seorang anaksangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkatakepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana caramencarinya?
Ada yang menjawab: "Cari mulaidari bagian tengah." Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung kedalam." Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatihmemberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujungrumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .
Ternyata jalan menujukeberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demisetahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawahberkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlaluberbahaya, tinggallah denganku."Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" danmenemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
Ternyata sangat mudah menggenggamnasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yangberjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanyasatu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkaubegitu santai?"Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."
Ternyata sangat mudah untukmemperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja

Ada seorang gadis datang kepadasang Ustadz, Ustadz gimana sih cara cepat dapetin jodoh ? gampang mau pilihyang mana ? yang masih perjaka atau yang sudah punya istri ?,
eemmm yang perjaka saja gimanacaranya ? bagi cintamu kepada orang tua dan keluarganya maka dia akan membagikancintanya padamu !
Kalau yang sudah punya istri ?serius nih mau dipoligami ? ya tapi gimana triknya ? sama gampangnya, bagicintamu kepada istri dan anak-anaknya dengan penuh ketulusan maka suaminya akandengan mudah menerima cintamu begitu juga dengan anak dan istrinya !
Ternyata mencari jodoh itu mudah, cukup dengan membagi cinta yang benar bukan ngegombal untuk merusak rumahtangga orang.

Tidak jauh beda juga ketika kitamerasa sangat sukar meninggalkan maksiat dan dosa, cukup dengan membiasakandiri berbuat kebaikan mulai dari yang terkecil dan yang temudah, sepertimembiasakan beristighfar dalam langkah dan meraskannya dalam denyutan nafaskita.................

bdullah AzzamPINTU TAUBAT SELALU TERBUKA

Abdullah Azzam 21 August at 10:13 Reply
PINTU TAUBAT SELALU TERBUKA

Sejak dini, aku hidup sebagai pemabuk, tersesat dan ahli maksiat. Menzalimi manusia, merampas harta orang lain, makan riba dan bahkan menggebuki orang adalah pekerjaan harianku. Tak ada hari dalam hidupku tanpa berbuat zalim terhadap manusia.Nyaris semua bentuk maksiat pernah aku lakukan.. Bahkan terkadang orang-orang yang tinggal di sekitarku ngeri mendegar namaku...

Aku ingin menikah
Pada suatu hari, aku sangat ingin menikah karena merindukan punya anak yang akan menghibur kehidupanku yang amat keras itu. Lalu, aku menikahi seorang gadis di kotaku (Baghdad)dan setelah hampir setahun istrikupun melahirkan seorang bayi perempuan yang amat mungil lagi cantik. Bayi itu ku berinama"Fatimah".

Entah bagaimana, aku amat mencintai Fatimah, bahkan melebihi orang lain disekitarku. Semakin Fatimah tumbuh dengan sehat, imanku semakin tumbuh pula dalam hatiku dan maksiat semakin berkurang dalam kehidupanku. Suatu hari, saataku memegang gelas yang isinya khamar (minuman yang memabukkan), Fatimah melihatnya. Ia mencoba mendekatiku dan menghalangi akau meminum khamar tersebut. Aku tidak tahu kenapa Fatimah bisa melakukan hal itu. Pasti, Allahlah yang membuat Fatimah bisa berbuat seperti itu...
Fatimah semakin besar. Imanku pun semakin bertambah dalam hatiku... Setiap aku mendekatkan diri pada Allah satu langkah, maka seperti itu pula aku menjauh dari maksiat. Kondisi seperti itu terus berlanjut sampai Fatimah berusia tiga tahun. Saat memasuki usia tiga tahun, tanpa sebab sakit sedikitpun, Fatimah meninggal dunia....

Kembali mejadi ahli maksiat
Sungguh tak masuk akal... peristiwa "kematian Fatimah" membuatku putus asa danaku berbalik menjadi preman, lebih sadis dan kejam dari sebelum aku menikah...Aku kehilangan kesabaran yang seharusnya dimiliki oleh orang beriman saat menghadapi ujian. Aku gagal total dalam menghadapi ujian itu...
Kali ini, hidupku kembali sebagai ahli maksiat dan kezaliman. Bahkan lebih dahsyat dari sewaktu aku masih muda. Akhirnya, setan benar-benar berhasil mempermainkan kehidupanku. Sampai pada suatu saat, setan berkata padaku :"Hari ini, hari yang paling bahagia bagi kamu. Kamu silahkan mabuk semabuk-mabukknya yang belum pernah terjadi sepanjang hidupmu..."

Mimpi hari kiamat
Akupun bertekad untuk mabuk dan minum khamar sebanyak-banyaknya. Sepanjang malam itu kerjaku hanya minum dan minum khamar... Saat aku teler dan kemudian ketiduran, tiba-tiba aku bermimpi. Dalam mimpiku, aku sedang menghadapi sebuah peristiwa besar, yakni kiamat. Matahari tidak lagi memberikan cahayanya ke bumi. Laut berubah menjadi api raksasa.. Di bumi terjadi gempa yang amat dahsyat.. Semua manusia berkumpul di padang mahsyar..Manusia sangat banyak dan hilir mudik bergelombang-gelombang. Aku adalah salah satu di antara mereka.

Tiba-tiba, aku mendengar suara orang yang memanggil Fulan bin Fulan.. "Ayo segera menghadap yang Maha Perkasa"...Saat itu aku melihat ada orang yang hitam pekat wajahnya karena sangat ketakutan.. Tak lama kemudian, aku mendengar suara memanggil namaku sambil berkata :" Ayo, segera kamu menghadap kepada yang Maha Perkasa"... Tiba-tiba saja semua manusia sangat banyak itu menghilang dari sekelilingku... Tinggal aku sendiri di tengah padang mahsyar yang amat luas itu.

Saat aku melihat ke suatu arah, tiba-tiba aku melihat ULAR yang sangat besar dan garang sedang menuju ke arah tempat aku berdiri sambil membuka mulutnya lebar-lebar..Aku lari dan berlari menjauh dari kejaran ular tersebut karena sangat takut, sampailah aku meihat seorang KAKEK yang sudah sangat lemah.. Lalu aku berkata : "Bapak! Tolonglah aku dan selamatkan aku dari ular itu!" Sang kakek berkata : "Wahai anakku, aku sendiri sangat lemah dan tidak berdaya sama sekali.. Cobalah anda lari ke suatu tempat di sana semoga ada yang bisa membantumu".. Akupun berlari ke arah yang ditunjukkan kakek tersebut dan ular tersebut di belakangku, sedang di hadapanku ada nyala api yang sangat panas..

Saat itu aku berkata dalam diriku, kamu lari dari kejaran ular atau masuk kedalam api besar itu? Namun aku tetap berlari sedang ular itu semakin menghampiriku.. Aku coba balik lagi ke arah tempat seorang kakek yang menyarankan aku ke suatu tempat itu. Setelah melihatnya, aku berteriak memanggilnya kembali sambil berkata kepadanya: "Demi Allah, tolonglah selamatkan aku! Engkau berkewajiban menyelamatkanku"... Kakek itu pun menangis karena sedih melihat kondisiku sambil berkata : "Aku ini sudah sangat lemah, tidak mampu berbuat apa-apa, seperti yang kamu lihat sendiri.Cobalah lari ke arah bukit sana, semoga kamu selamat.."
Akupun berlari sekencang-kencangnya ke arah bukit yang diisyaratkan kakek tersebut...Sedangkan ular besar itu semakin mendekatiku. Setelah mendekati bukit tersebut, aku mendengar riuh suara anak-anak sedang beteriak memanggil anak-ku Fatimah sambil berkata : "Fatimah! Selamatkan ayahmu! Selamatkan segera ayahmu!"

Tiba-tiba saja Fatimah muncul di hadapanku. Seketika itu pula ketakutanku hilang dan rasa bahagia masuk ke dalam dadaku karena bertemu anakku yang meninggal saat berusia tiga tahun. Aku sangat bahagia karena bertemu anakku dan menyelamatkanku dari kondisi sulit seperti itu.. Lalu Fatimah memelukku dengan tangan kanannya sambil mengusir ular besar itu dengan tangan kirinya. Aku seperti mayat (orang yang sudah mati) tak berdaya karena ketakutan...

Setelah ular itu pergi, Fatimah tiba-tiba duduk di atas pangkuanku persis seperti saat dia masih hidup dulu.. Lalu Fatimah berkata :" Wahai ayahanda tercinta! Sudah saatnya orang-orang beriman itu hati mereka khusyuk mengingatAllah.. (QS. Al-Hadid / 57 : 16)".

Setelah mendengarkan ucapan Fatimah, aku bertanya padanya : "Wahai anakku,apakah gerangan ULAR BESAR itu? Lalu Fatimah menjawabnya: Itulah AMAL KEJAHATANMU. Dengan kejahatan dan kezaliman, berarti ayahanda sendiri yang membesarkannya dan nyaris ia memakan ayah..Tidakkah engkau tahu wahai ayahku bahwa semua amal yang dilakukan di dunia akan muncul dalam bentuk makhluk tertentu pada hari kiamat nanti? LAKI-LAKI yang LEMAH itu, menggambarkan AMALSHOLEH ayah yang tak seberapa.. Engkau sendiri yang melemahkan dan mengerdilkannya sehingga ia menangis melihat kondisimu dan tak mampu berbuatapa-apa padamu."
Kemudian anakku meneruskan ucapannya : "Kalaulah bukan engkau sebagai orang tuaku dan kalaulah bukan aku meninggal saat masih suci (anak-anak), tidakada lagi yang bermanfaat bagimu...."

Tobat dan kembali ke pangkuan Allah
Tiba-tiba aku terbangun sambil berteriak..."Saatnya ya Allah... Sekarangs aatnya aku tobat yaa Robb...Benar, kapan saatnya bagi orang beriman untuk khusyuk hatinya mengingat Allah? Aku berjanji ya Allah...Sekarang juga saatnya..."
Setelah fikiranku agak tenang aku mandi. Saat itu persis waktu subuh. Setelah mandi, aku keluar rumah menuju masjid dekat rumahku dengan semangat bertobat dan kembali kepada pangkuan Allah. Saat aku masuk ke masjid, aku mendengar imam sedang membaca ayat persis seperti yang dibaca anakku dalam mimpi :

"Tidakkah sudah tiba saatnya bagi orang-orang beriman untuk khusyuk hatimereka mengingat Allah dan terhadap apa yang yang turun dari kebenaran(Al-Qur'an). Dan janganlah mereka seperti orang-orang ahlul kitab (Yahudi danNasrani) sebelumnya, maka lama masanya (mereka durhaka pada Allah), lalu hatimereka jadi keras dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS.Al-Hadid/57 :16)

Itulah cerita Malik Bin Dinar sebagaimana yang Beliau ceritakan sendiri.Seorang ulama besar zaman tabi'in (generasi setelah sahabat) yang sebelumnya adalah preman besar. Beliau terkenal dengan kebiiasaannya menangis sepanjang malam sambil berdoa :

Ilahi... Engkau saja yang tahu siapa yang akan menjadi penghuni syurga dan siapapula yang akan menjadi penghuni neraka.. Yang manakah aku yaa Robb?
Yaa Allah! Jadikanlah aku penduduk syurga dan jangan jadikan aku penghuninerakamu!
Itulah Malik Bin Dinar. Setelah taubat, beliau belajar Islam dengan sungguh-sungguh sampai menjadi ulama besar di zamannya. Beliau terkenal setiap hari berdiri di pintu masjid sambil berseru :

Wahai hamba yang melakukan maksiat dan dosa, kembalilah kepada Tuhannmu!
Wahai hamba yang masih lalai, kembalilah kepada Tuhanmu!
Wahai hamba yang lari dari Robb (Tuhan Penciptanya), kembalilah kepada-Nya!
Tuhanmu memanggilmu malam dan siang sambil berkata padamu :
Siapa yang datang dan mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal, maka aku akanmendekat padanya satu hasta...
Siapa yang mendekatkan diri pada-Ku satu hasta, maka aku akan mendekatkepadanya satu depa...
Siapa yang datang padaku sambil berjalan, maka Aku akan datang padanya sambilberlari...
Sahabat, betatapun kita telah lari menjauh dari Allah, ketahuilah bahwa Allahsenantiasa sangat rindu menanti kita kembali ke PangkuanNYA, http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

karya

satu hal yang sulit kulupakan tentang kamu adalah
saat kau hadir dalam hidupku untuk ada
satu hal yang sulit kulepaskan tentang kamu adalah
saat kau berkorban untuk hidupku untuk ada
satu hal yang tak mungkin kuhapuskan tentang kamu adalah
saat kau menerima bunga ini sebagai perpisahan kita.
aku tau, sulit bagimu untuk membagi hatimu.
aku tau, aku hanya datang disaat kamu bimbang
aku tau, aku hanya ada bagimu saat kau butuhkan
tapi aku tidak pernah merasa menyesal
karena cintamu
tapi aku tidak pernah merasa kecewa
karena harus berpisah
aku hanya sulit melupakan dirimu,
bukan cintamu.
karena dengan dirimu lah aku merasa bahagia.
saat terindah dalam hidupku adalah bersamamu
saat tersedih dalam hidupku adalah kehilanganmu
andai kelak kau kembali lagi padaku
aku tau saat itulah aku telah mengerti tentang kamu sepenuhnya.
andai kelak kau kembali lagi padaku
berjanjilah hatimu telah penuh dengan keinginan
untuk kebahagiaan kita selamanya
walau di dunia selanjutnya yang mempertemukan kita
agnes davonar

sahabat

Aku tidak pernah berpikir kalau hidupku masih bisa bernafas setelah kecelakaan tabrakan mobil yang membuatku koma selama 1 bulan lamanya. Istriku Angel berkata padaku, bahwa Tuhan masih sangat mencintaiku sehingga ia memberikan aku satu kehidupan baru dalam hidupku. Selama proses pemulihan aku hanya bisa duduk terbaring di kursi roda untuk melakukan aktifitas, sebagai anak tunggal satu-satunya dalam keluargaku, ayah dan ibu sangat mencintaiku.

Hidupku terlahir dengan kekayaan berlimpah, istriku cantik dan sejak kecil aku terbiasa dimanjakan sebagai anak orang kaya. Aku bersekolah di Australia saat lulus dari SMA dari Jakarta, menjadi orang kaya tidak membuatku dapat memiliki sahabat karena sifatku yang pendiam terlebih kata ibu sejak kecil aku mempunyai jantung yang lemah. Tidak heran mereka selalu mencemaskan keadaanku yang tidak pernah aku pikirkan, lucunya aku baru tau jantungku membusuk saat kecelakaan itu terjadi.

Aku duduk di teras rumahku yang menghadap ke laut Jawa dan memilih tempat itu sebagai masa penyembuhan dan rehabitasiku. Istriku sedang membuatkan aku segelas susu dan aku tanpa sengaja melihat sebuah buku novel tergeletak di meja teras, mungkin saja istriku baru membacanya dan menaruhnya disana. Aku membuka lembaran itu dan terselip sebuah foto antara aku, istri dan seorang sahabat yang telah lupa dalam ingatanku bernama Fernando.

Bukankah ini foto saat kami berada di Australia, Fernando berkerja sebagai pelayan kafe dan saat itu aku, istriku dan dia berfoto bersama saat berdiskusi. Istriku datang dan menghampiriku sembari meletakkan segelas susu di meja.

“ Mengapa foto ini ada disini sayang?” tanyaku
Istriku terkejut, mungkin karena ia takut gambar itu membuat aku teringat masa lalu.
“ Maaf aku tidak sengaja menemukan novel itu dari kiriman pos seseorang dan ketika membukanya terdapat foto kita semasa kuliah.”
Aku terdiam, istriku langsung seperti salah tingkah.
“ Ngomong-ngomong sekarang dimana Fernando, bukannya terakhir kita masih melihatnya saat bulan madu di Perth?”

Istriku terdiam, suara telepon tiba-tiba berdering dan dia langsung meminta izin untuk mengangkat. Aku hanya bisa mengenang foto kenangan itu, Fernando adalah sahabat pertama yang menjadi temanku saat aku nyaris mati karena kedinginan terserang hujan deras, ia bukan laki-laki beruntung seperti hidupku. Bahkan untuk menyambung hidupnya ia harus bekerja sebagai pelayan restoran, aku berterima kasih padanya karena berkatnya aku masih bisa hidup sampai detik ini.

Berkatnya juga aku bisa mengenal istri yang kucintai saat ini, persahabatan kami baik-baik saja hingga sebuah tragedi terjadi dalam hidup kami. Suatu ketika semua orang mempergunjing aku di kampus dan mengatakan aku seorang gay karena terlalu dekat dengan Fernando. Terang saja aku marah, kami normal dan dekat karena dialah satu-satunya sahabatku di Australia dan aku bahkan rela menghajar orang-orang yag menjelek-jelekkan sahabatku itu. Tapi pertanyaan it u terus menghantuiku, sebagian dari sahabatku memang pernah berbisik kalau sahabatku itu gaytapi Angel tidak pernah mengatakan begitu walaupun mereka sudah mengenal sebelum hadirnya aku.

Tapi hidup memang pahit, di mataku sendiri Fernando berciuman dengan sesama pasangan gay-nya. Aku hancur dan malu memiliki sahabat seperti dia, ada yang aneh ketika melihatnya berbuat demikian. Sidney memang kota bebas bagi gay, tapi tidak buat aku. Aku melupakan semua kebaikan yang pernah dia berikan padaku, jijik rasanya aku melihat monster itu hidup bersamaku selama ini. Aku tau Fernando melihatku memergokinnya saat itu, ia panik dan meminta maaf karena selama ini tidak jujur dengan statusnya, hal terakhir yang kudengar dari mulutnya adalah

“ Aku mungkin gay, tapi aku bukanlah monster yang ada disampingmu selama ini. Bagiku siapapun boleh menganggap aku manusia hina tapi janganlah kau sahabatku, karena kaulah satu-satunya sahabat dalam hidupku yang yatim piatu tanpa siapapun”

Aku tidak tergoda oleh kalimat itu walau terasa menyedihkan, kutinggalkan Sidney saat itu juga dengan membawa Angel pindah ke Perth. Aku tau Angel ingin menyarankan aku untuk menerima kenyataan tapi hatiku membeku dan tidak sudi memiliki sahabat gay dan menjijikkan seperti dia. Sejak saat itu aku tidak pernah melihatnya seperti yang aku katakan sebelumnya kami kembali bertemu saat aku sedang berbulan madu bersama istriku tepatnya 3 tahun setelah kami berpacaran di sebuah restoran mewah ketika Fernando mulai menjadi koki di restorant itu.

Aku sadar ini saat terakhir aku berjumpa dengannya, karena aku akan kembali ke Jakarta. Saran istriku padaku untuk setidaknya mengucapkan kata perpisahan dengannya aku turuti, aku pun mengundangnya minum kopi bersama sebagai sahabat lama walaupun di hatiku tidak pernah mau memaafkan statusnya sebagai gay. Kami bicara seadanya tentang hidup kami , dia mengucapkan selamat atas pernikahan kami. Dan kami pun berpisah, ketika pulang aku tidak mengingat semuanya selain sebuah mobil menabrakku dan aku pun koma hingga tidak sempat mengingat Fernando.

Istriku kembali, dengan wajah sedikit senduh dia duduk di sampingku.

“ Sayang, sebenarnya apa yang kamu pikirkan tentang foto itu”
“ Tidak ada selain pertanyaan ke mana Fernando saat ini?”

Istriku menunduk sambil berkata “ Dia ada disini..”. Aku menjadi bingung,
“ Maksudmu apa?”
“ Fernando tidak akan pernah ada di dunia ini lagi, tapi dia akan selalu ada di sini, tepatnya di jantung yang kamu miliki saat ini.”
“ Aku tidak mengerti maksudmu?”

Istriku menangis sambil bercerita, di saat-saat terakhir usai kecelakaan terjadi. Orang yang membawaku ke rumah sakit adalah Fernando, Dokter mengatakan bahwa jantungku sudah tidak berfungsi. Aku hanya memiliki waktu sedikit untuk tetap hidup dan dokter menyarankan Fernando mencari donor jantung. Istriku Angel begitu terkejut dengan berita kecelakaan itu, ia menangis di samping Fernando. Tidak mungkin mencari jantung yang tepat dalam waktu saat kondisi kritis seperti ini.

” Fernando, sebentar lagi Anthony akan menjadi seorang ayah, aku tidak lagi sanggup hidup bila bayi dalam kandunganku ini tidak memiliki ayah..” ujar Angel.

Fernando tersenyum dan berkata

“ Percayalah kalau Anthony ( namaku) akan tetap hidup di samping kamu untuk selamanya”

Itulah kata-kata terakhir dari istriku, Fernando mendekat pada dokter dan berkata ia mau mendonorkan jantungnya padaku. Dokter terang saja menolak keinginan Fernado karena tidak ada hukum yang mengizinkan orang sehat untuk berbuat demikian. Fernando tidak putus asa, baginya hidupnya yang sebatang kara tidak akan memiliki masa depan terlebih tak akan ada seorang pun yang peduli padanya. Ia dengar kalau hanya orang yang sekarat boleh mendonorkan dirinya, sahabatku melakukan tindakan bodoh.

Sesaat sebelum kematiannya ia menelepon Dokter dan mengatakan bahwa seseorang donor yang bersedia menyumbangkan jantungnya. Dokter bertanya siapa orang itu, dengan tersenyum dibalik telepon Fernando berkata “ Saya menunggu anda di belakang rumah sakit, jantung ini hanya bisa bertahan selama beberapa saat, saya mohon dokter kemarilah dalam waktu 10 menit.” Dengan berani Fernando menabrakkan dirinya pada sebuah truk yang lewat, dia mengorbankan dirinya untuk menjadi donor dalam keadan sekarat.

Angel menerima kabar itu usai operasiku berjalan lancar saat itu ia hendak bertanya sosok donor yang menyumbangkan jantungnya dan berpikir untuk mengucapkan terima kasih pada keluarga, dokter mengatakan sang donor adalah Fernando. Angel tidak mungkin mengatakan kejadian itu padaku, ia hanya ingin menunggu saat yang tepat dan saat inilah aku tau. Aku hanya bisa menangis di atas makam sahabatku. Entah bertapa bodohnya aku tidak pernah mengerti arti sahabat dalam kehidupanku. Kalau saja saat itu aku memaafkan apa yang terjadi mungkin tidak akan ada penyesalan dalam hidupku.

“ Dia sahabat yang tidak hanya menolong hidupku satu kali tapi dua kali, bukanlah dia yang seharusnya meminta maaf tapi akulah yang meminta maaf tidak pernah mengerti bertapa dia adalah sahabat sejati dalam hidupku, aku terlalu egois mengatakan bahwa dia gay dan dia adalah petaka dalam hidupku. Mungkin kata dia terakhir padaku tidak akan pernah terlupa dalam ingatanku, ia memang gay tapi ia bukanlah monster yang akan mencintai sahabatnya sendiri.”

Aku tidak akan pernah melupakan hal ini, walaupun hidupku berjalan dengan waktu, semoga kisahku tidak membuat kalian menjadi seperti aku. Ingatlah sahabat itu hadir dalam hidup kita tanpa pernah kita sadari bahwa sejatinya tidak ada manusia yang sempurna dalam hidup ini. anakku terlahir beberapa bulan kemudian dan untuk mengenang sahabatku, keberikan nama Fernando padanya.

Gay, lesbi , pria buta, wanita bisu mereka adalah manusia yang memiliki hati untuk mencintai dan kasih dalam persahabatan. Setidaknya kita menyadari saat ini sebelum terlambat.

True story ini pernah dimuat di Kompas.

sahabat

Aku tidak pernah berpikir kalau hidupku masih bisa bernafas setelah kecelakaan tabrakan mobil yang membuatku koma selama 1 bulan lamanya. Istriku Angel berkata padaku, bahwa Tuhan masih sangat mencintaiku sehingga ia memberikan aku satu kehidupan baru dalam hidupku. Selama proses pemulihan aku hanya bisa duduk terbaring di kursi roda untuk melakukan aktifitas, sebagai anak tunggal satu-satunya dalam keluargaku, ayah dan ibu sangat mencintaiku.

Hidupku terlahir dengan kekayaan berlimpah, istriku cantik dan sejak kecil aku terbiasa dimanjakan sebagai anak orang kaya. Aku bersekolah di Australia saat lulus dari SMA dari Jakarta, menjadi orang kaya tidak membuatku dapat memiliki sahabat karena sifatku yang pendiam terlebih kata ibu sejak kecil aku mempunyai jantung yang lemah. Tidak heran mereka selalu mencemaskan keadaanku yang tidak pernah aku pikirkan, lucunya aku baru tau jantungku membusuk saat kecelakaan itu terjadi.

Aku duduk di teras rumahku yang menghadap ke laut Jawa dan memilih tempat itu sebagai masa penyembuhan dan rehabitasiku. Istriku sedang membuatkan aku segelas susu dan aku tanpa sengaja melihat sebuah buku novel tergeletak di meja teras, mungkin saja istriku baru membacanya dan menaruhnya disana. Aku membuka lembaran itu dan terselip sebuah foto antara aku, istri dan seorang sahabat yang telah lupa dalam ingatanku bernama Fernando.

Bukankah ini foto saat kami berada di Australia, Fernando berkerja sebagai pelayan kafe dan saat itu aku, istriku dan dia berfoto bersama saat berdiskusi. Istriku datang dan menghampiriku sembari meletakkan segelas susu di meja.

“ Mengapa foto ini ada disini sayang?” tanyaku
Istriku terkejut, mungkin karena ia takut gambar itu membuat aku teringat masa lalu.
“ Maaf aku tidak sengaja menemukan novel itu dari kiriman pos seseorang dan ketika membukanya terdapat foto kita semasa kuliah.”
Aku terdiam, istriku langsung seperti salah tingkah.
“ Ngomong-ngomong sekarang dimana Fernando, bukannya terakhir kita masih melihatnya saat bulan madu di Perth?”

Istriku terdiam, suara telepon tiba-tiba berdering dan dia langsung meminta izin untuk mengangkat. Aku hanya bisa mengenang foto kenangan itu, Fernando adalah sahabat pertama yang menjadi temanku saat aku nyaris mati karena kedinginan terserang hujan deras, ia bukan laki-laki beruntung seperti hidupku. Bahkan untuk menyambung hidupnya ia harus bekerja sebagai pelayan restoran, aku berterima kasih padanya karena berkatnya aku masih bisa hidup sampai detik ini.

Berkatnya juga aku bisa mengenal istri yang kucintai saat ini, persahabatan kami baik-baik saja hingga sebuah tragedi terjadi dalam hidup kami. Suatu ketika semua orang mempergunjing aku di kampus dan mengatakan aku seorang gay karena terlalu dekat dengan Fernando. Terang saja aku marah, kami normal dan dekat karena dialah satu-satunya sahabatku di Australia dan aku bahkan rela menghajar orang-orang yag menjelek-jelekkan sahabatku itu. Tapi pertanyaan it u terus menghantuiku, sebagian dari sahabatku memang pernah berbisik kalau sahabatku itu gaytapi Angel tidak pernah mengatakan begitu walaupun mereka sudah mengenal sebelum hadirnya aku.

Tapi hidup memang pahit, di mataku sendiri Fernando berciuman dengan sesama pasangan gay-nya. Aku hancur dan malu memiliki sahabat seperti dia, ada yang aneh ketika melihatnya berbuat demikian. Sidney memang kota bebas bagi gay, tapi tidak buat aku. Aku melupakan semua kebaikan yang pernah dia berikan padaku, jijik rasanya aku melihat monster itu hidup bersamaku selama ini. Aku tau Fernando melihatku memergokinnya saat itu, ia panik dan meminta maaf karena selama ini tidak jujur dengan statusnya, hal terakhir yang kudengar dari mulutnya adalah

“ Aku mungkin gay, tapi aku bukanlah monster yang ada disampingmu selama ini. Bagiku siapapun boleh menganggap aku manusia hina tapi janganlah kau sahabatku, karena kaulah satu-satunya sahabat dalam hidupku yang yatim piatu tanpa siapapun”

Aku tidak tergoda oleh kalimat itu walau terasa menyedihkan, kutinggalkan Sidney saat itu juga dengan membawa Angel pindah ke Perth. Aku tau Angel ingin menyarankan aku untuk menerima kenyataan tapi hatiku membeku dan tidak sudi memiliki sahabat gay dan menjijikkan seperti dia. Sejak saat itu aku tidak pernah melihatnya seperti yang aku katakan sebelumnya kami kembali bertemu saat aku sedang berbulan madu bersama istriku tepatnya 3 tahun setelah kami berpacaran di sebuah restoran mewah ketika Fernando mulai menjadi koki di restorant itu.

Aku sadar ini saat terakhir aku berjumpa dengannya, karena aku akan kembali ke Jakarta. Saran istriku padaku untuk setidaknya mengucapkan kata perpisahan dengannya aku turuti, aku pun mengundangnya minum kopi bersama sebagai sahabat lama walaupun di hatiku tidak pernah mau memaafkan statusnya sebagai gay. Kami bicara seadanya tentang hidup kami , dia mengucapkan selamat atas pernikahan kami. Dan kami pun berpisah, ketika pulang aku tidak mengingat semuanya selain sebuah mobil menabrakku dan aku pun koma hingga tidak sempat mengingat Fernando.

Istriku kembali, dengan wajah sedikit senduh dia duduk di sampingku.

“ Sayang, sebenarnya apa yang kamu pikirkan tentang foto itu”
“ Tidak ada selain pertanyaan ke mana Fernando saat ini?”

Istriku menunduk sambil berkata “ Dia ada disini..”. Aku menjadi bingung,
“ Maksudmu apa?”
“ Fernando tidak akan pernah ada di dunia ini lagi, tapi dia akan selalu ada di sini, tepatnya di jantung yang kamu miliki saat ini.”
“ Aku tidak mengerti maksudmu?”

Istriku menangis sambil bercerita, di saat-saat terakhir usai kecelakaan terjadi. Orang yang membawaku ke rumah sakit adalah Fernando, Dokter mengatakan bahwa jantungku sudah tidak berfungsi. Aku hanya memiliki waktu sedikit untuk tetap hidup dan dokter menyarankan Fernando mencari donor jantung. Istriku Angel begitu terkejut dengan berita kecelakaan itu, ia menangis di samping Fernando. Tidak mungkin mencari jantung yang tepat dalam waktu saat kondisi kritis seperti ini.

” Fernando, sebentar lagi Anthony akan menjadi seorang ayah, aku tidak lagi sanggup hidup bila bayi dalam kandunganku ini tidak memiliki ayah..” ujar Angel.

Fernando tersenyum dan berkata

“ Percayalah kalau Anthony ( namaku) akan tetap hidup di samping kamu untuk selamanya”

Itulah kata-kata terakhir dari istriku, Fernando mendekat pada dokter dan berkata ia mau mendonorkan jantungnya padaku. Dokter terang saja menolak keinginan Fernado karena tidak ada hukum yang mengizinkan orang sehat untuk berbuat demikian. Fernando tidak putus asa, baginya hidupnya yang sebatang kara tidak akan memiliki masa depan terlebih tak akan ada seorang pun yang peduli padanya. Ia dengar kalau hanya orang yang sekarat boleh mendonorkan dirinya, sahabatku melakukan tindakan bodoh.

Sesaat sebelum kematiannya ia menelepon Dokter dan mengatakan bahwa seseorang donor yang bersedia menyumbangkan jantungnya. Dokter bertanya siapa orang itu, dengan tersenyum dibalik telepon Fernando berkata “ Saya menunggu anda di belakang rumah sakit, jantung ini hanya bisa bertahan selama beberapa saat, saya mohon dokter kemarilah dalam waktu 10 menit.” Dengan berani Fernando menabrakkan dirinya pada sebuah truk yang lewat, dia mengorbankan dirinya untuk menjadi donor dalam keadan sekarat.

Angel menerima kabar itu usai operasiku berjalan lancar saat itu ia hendak bertanya sosok donor yang menyumbangkan jantungnya dan berpikir untuk mengucapkan terima kasih pada keluarga, dokter mengatakan sang donor adalah Fernando. Angel tidak mungkin mengatakan kejadian itu padaku, ia hanya ingin menunggu saat yang tepat dan saat inilah aku tau. Aku hanya bisa menangis di atas makam sahabatku. Entah bertapa bodohnya aku tidak pernah mengerti arti sahabat dalam kehidupanku. Kalau saja saat itu aku memaafkan apa yang terjadi mungkin tidak akan ada penyesalan dalam hidupku.

“ Dia sahabat yang tidak hanya menolong hidupku satu kali tapi dua kali, bukanlah dia yang seharusnya meminta maaf tapi akulah yang meminta maaf tidak pernah mengerti bertapa dia adalah sahabat sejati dalam hidupku, aku terlalu egois mengatakan bahwa dia gay dan dia adalah petaka dalam hidupku. Mungkin kata dia terakhir padaku tidak akan pernah terlupa dalam ingatanku, ia memang gay tapi ia bukanlah monster yang akan mencintai sahabatnya sendiri.”

Aku tidak akan pernah melupakan hal ini, walaupun hidupku berjalan dengan waktu, semoga kisahku tidak membuat kalian menjadi seperti aku. Ingatlah sahabat itu hadir dalam hidup kita tanpa pernah kita sadari bahwa sejatinya tidak ada manusia yang sempurna dalam hidup ini. anakku terlahir beberapa bulan kemudian dan untuk mengenang sahabatku, keberikan nama Fernando padanya.

Gay, lesbi , pria buta, wanita bisu mereka adalah manusia yang memiliki hati untuk mencintai dan kasih dalam persahabatan. Setidaknya kita menyadari saat ini sebelum terlambat.

True story ini pernah dimuat di Kompas.

penyakit bagi wanita yang tak berjilbab

Rasulullah bersabda, "Para wanita yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, lenggak-lengkok, kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tiada mencium semerbak harumnya (HR. Abu Daud)

Rasulullah bersabda, "Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar (jilbab) (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)





Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasannya perempuan yang tidak berjilbab atau berpakaian tetapi ketat, atau transparan maka ia akan mengalami berbagai penyakit kanker ganas di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka, apa lagi gadis ataupun putri-putri yang mengenakan pakaian ketat-ketat. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas milanoma pada usia dini, dan semakin bertambah dan menyebar sampai di kaki. Dan sebab utama penyakit kanker ganas ini adalah pakaian ketat yang dikenakan oleh putri-putri di terik matahari, dalam waktu yang panjang setelah bertahun-tahun. dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki mereka dari kanker ganas. Dan sungguh Majalah kedokteran Inggris tersebut telah pun telah melakukan polling tentang penyakit milanoma ini, dan seolah keadaan mereka mirip dengan keadaan orang-orang pendurhaka (orang-orang kafir Arab) yang di da'wahi oleh Rasulullah.



Tentang hal ini Allah berfirman:Dan ingatlah ketika mereka katakan: Ya Allah andai hal ini (Al-Qur'an) adalah benar dari sisimu maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih ( Q.S. Al-Anfaal:32)

Dan sungguh telah datang azab yang pedih ataupun yang lebih ringan dari hal itu, yaitu kanker ganas, dimana kanker itu adalah seganas-ganasnya kanker dari berbagai kanker. Dan penyakit ini merupakan akibat dari sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu yang panjang disekujur pakaian yang ketat, pakaian pantai (yang biasa dipakai orang-orang kafir ketika di pantai dan berjemur di sana) yang mereka kenakan. Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dan dengan kadar yang berbeda-beda. Yang muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Dan terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan terkadang di daerah sekitar mata; kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, dan menetap di hati serta merusak-nya.



Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada dan perut karena adanya dua ginjal, sampai menyebabkan air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini. Dan terkadang juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, sebagaimana obat luka sebagai kesempatan untuk sembuh untuk semua jenis kanker (selain kanker ganas ini), dimana obat-obatan ini belum bisa mengobati kanker ganas ini.



Dari sini, kita mengetahui hikmah yang agung anatomi tubuh manusia di dalam pers-pektif Islam tentang perempuan-perempuan yang melanggar batas-batas syari'at. yaitu bahwa model pakaian perempuan yang benar adalah yang menutupi seluruh tubuhnya, tidak ketat, tidak transparan, kecuali wajah dan telapak tangan. Dan sungguh semakin jelaslah bahwa pakaian yang sederhana dan sopan adalah upaya preventif yang paling bagus agar tidak terkena "adzab dunia" seperti penyakit tersebut di atas, apalagi adzab akhirat yang jauh lebih dahsyat dan pedih. Kemudian, apakah setelah adanya kesaksian dari ilmu pengetahuan kontemporer ini -padahal sudah ada penegasan hukum syari'at yang bijak sejak 14 abad silam- kita akan tetap tidak berpakaian yang baik (jilbab), bahkan malah tetap bertabarruj???

pembelajaran orang tua

Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain
di kota-kota besar meninggalkan anak-anak
diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja.
Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik
berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di
rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya
karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia
bersama ayun-ayunan di atas buaian yang
dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan
lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat.
Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil
ayahnya diparkirkan
, tetapi karena
lantainya terbuat
dari marmer maka
coretan tidak
kelihatan. Dicobanya
lagi pada mobil baru
ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap,
maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-
anak ini pun membuat coretan sesuai dengan
kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat
kerja karena ingin
menghindari macet.
Setelah sebelah
kanan mobil sudah
penuh coretan maka
ia beralih ke sebelah
kiri mobil. Dibuatnya
gambar ibu dan
ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam,
kucing dan lain sebagainya mengikut
imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa
disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan
suami istri itu melihat mobil yang baru
setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang
masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi
masuk ke rumah ini pun terus menjerit,
“Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang
tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia
juga beristighfar. Mukanya merah adam
ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis
tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras
kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak
tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari,
apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-
tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan
penuh manja dia berkata “Dita yg membuat
gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya
sambil memeluk ayahnya sambil bermanja
seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang
kesabaran mengambil sebatang ranting kecil
dari pohon di depan rumahnya, terus
dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan
anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa
menagis kesakitan, pedih sekaligus
ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si
ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja,
seolah merestui dan merasa puas dengan
hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah
terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si
ayah cukup lama memukul-mukul tangan
kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya.
Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu,
pembantu rumah tersebut menggendong anak
kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan
belakang tangan si anak kecil luka-luka dan
berdarah. Pembantu rumah memandikan anak
kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia
ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-
jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu
terkena air. Lalu si pembantu rumah
menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja
membiarkan anak itu tidur bersama pembantu
rumah. Keesokkan harinya, kedua belah
tangan si anak bengkak. Pembantu rumah
mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!”
jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan
anak kecil itu yang menghabiskan waktu di
kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi
pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si
ayah tidak pernah menjenguk anaknya
sementara si ibu juga begitu, meski setiap
hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita
demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas.
“Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu.
Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia
menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat
anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah,
dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah
memberitahukan tuannya bahwa suhu badan
Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke
klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya
itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah
dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia
dibawa ke rumah sakit karena keadaannya
susah serius. Setelah beberapa hari di rawat
inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu.
“Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang
mengusulkan agar kedua tangan anak itu
dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah
dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi
menyelamatkan nyawanya maka kedua
tangannya harus dipotong dari siku ke bawah”
kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan
terkena halilintar mendengar kata-kata itu.
Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg
dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan
berat hati dan lelehan air mata isterinya, si
ayah bergetar tangannya menandatangani
surat persetujuan pembedahan. Keluar dari
ruang bedah, selepas obat bius yang
disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan.
Dia juga keheranan melihat kedua tangannya
berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan
ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah.
Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua
menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si
anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah..
ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita
tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat
lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya
berulang kali membuatkan si ibu gagal
menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang
Mbok Narti..” katanya memandang wajah
pembantu rumah, sekaligus membuat wanita
itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa
diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya
lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan
nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?…
Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil
lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur
hati si ibu mendengar kata-kata anaknya.
Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir
yang sudah terjadi tiada manusia dapat
menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada
akhirnya si anak cantik itu meneruskan
hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih
belum mengerti mengapa tangannya tetap
harus dipotong meski sudah minta maaf…
Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut
menahan kepedihan dan kehancuran bathin
sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi
menahan kepedihannya dan wafat diiringi
tangis penyesalannya yg tak bertepi…,
Namun…., si Anak dengan segala
keterbatasan dan kekurangannya tersebut
tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan
selalu merindukan ayahnya..
Sumber : dikutip dari milis EMBA, dan debritto






Kisah Nyata…Tujuh kali naik Haji tidak bisa
melihat Ka’bah
Masuk Kategori: Hikmah , Dari Inboxku
Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan
(bukan nama sebenarnya), mengajak ibunya untuk menunaikan
rukun Islam yang kelima.
Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu, tentu senang
dengan ajakan anaknya itu. Sebagai muslim yang mampu secara
materi, mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji.
Segala perlengkapan sudah disiapkan. Singkatnya ibu anak-anak ini
akhirnya berangkat ke tanah suci. Kondisi keduanya sehat wal
afiat, tak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka melakukan
thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan Allah,
Tuhan Semesta Alam. “Labaik allahuma labaik, aku datang
memenuhi seruanMu ya Allah”.
Hasan menggandeng ibunya dan berbisik, “Ummi undzur ila
Ka’bah (Bu, lihatlah Ka’bah).” Hasan menunjuk kepada bangunan
empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi
anaknya tak beraksi, ia terdiam. Perempuan itu sama sekali tidak
melihat apa yang ditunjukkan oleh anaknya.
Hasan kembali membisiki ibunya. Ia tampak bingung melihat raut
wajah ibunya. Di wajah ibunya tampak kebingungan. Ibunya
sendiri tak mengerti mengapa ia tak bisa melihat apapun selain
kegelapan. beberapakali ia mengusap-usap matanya, tetapi
kembali yang tampak hanyalah kegelapan.
Padahal, tak ada masalah dengan kesehatan matanya. Beberapa
menit yang lalu ia masih melihat segalanya dengan jelas, tapi
mengapa memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap
gulita. Tujuh kali Haji Anak yang sholeh itu bersimpuh di hadapan
Allah. Ia shalat memohon ampunan-Nya. Hati Hasan begitu sedih.
Siapapun yang datang ke Baitullah, mengharap rahmatNYA.
Terasa hampa menjadi tamu Allah, tanpa menyaksikan segala
kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan juga rahmat-
Nya.
Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan ibadah dan taubatnya
yang sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat merasakan
anugrah-Nya, dengan menatap Ka ’bah, kelak. Anak yang saleh itu
berniat akan kmebali membawa ibunya berhaji tahun depan.
Ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya.
Tahun berikutnya kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali
dibutakan di dekat Ka ’bah, sehingga tak dapat menyaksikan
bangunan yang merupakan symbol persatuan umat Islam itu.
Wanita itu tidak bisa melihat Ka ’bah.
Hasan tidak patah arang. Ia kembali membawa ibunya ke tanah
suci tahun berikutnya.
Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat Ka’bah. Setiap berada
di Masjidil Haram, yang tampak di matanya hanyalah gelap dan
gelap. Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri Sarah. hingga
kejadian itu berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji.
Hasan tak habis pikir, ia tak mengerti, apa yang menyebabkan
ibunya menjadi buta di depan Ka ’bah. Padahal, setiap berada jauh
dari Ka’bah, penglihatannya selalu normal. Ia bertanya-tanya,
apakah ibunya punya kesalahan sehingga mendapat azab dari
Allah SWT ?. Apa yang telah diperbuat ibunya, sehingga
mendapat musibah seperti itu ? Segala pertanyaan berkecamuk
dalam dirinya. Akhirnya diputuskannya untuk mencari seorang
alim ulama, yang dapat membantu permasalahannya.
Beberapa saat kemudian ia mendengar ada seorang ulama yang
terkenal karena kesholehannya dan kebaikannya di Abu Dhabi (Uni
Emirat). Tanpa kesulitan berarti, Hasan dapat bertemu dengan
ulama yang dimaksud.
Ia pun mengutarakan masalah kepada ulama yang saleh ini.
Ulama itu mendengarkan dengan seksama, kemudian meminta
agar Ibu dari hasan mau menelponnya. anak yang berbakti ini pun
pulang. Setibanya di tanah kelahirannya, ia meminta ibunya untuk
menghubungi ulama di Abu Dhabi tersebut. Beruntung, sang Ibu
mau memenuhi permintaan anaknya. Ia pun mau menelpon
ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya di
tanah suci. Ulama itu kemudian meminta Sarah introspeksi,
mengingat kembali, mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang
terjadi padanya di masa lalu, sehingga ia tidak mendapat rahmat
Allah. Sarah diminta untuk bersikap terbuka, mengatakan dengan
jujur, apa yang telah dilakukannya.
“Anda harus berterus terang kepada saya, karena masalah Anda
bukan masalah sepele,” kata ulama itu pada Sarah.
Sarah terdiam sejenak. Kemudian ia meminta waktu untuk
memikirkannya. Tujuh hari berlalu, akan tetapi ulama itu tidak
mendapat kabar dari Sarah. Pada minggu kedua setelah
percakapan pertama mereka, akhirnya Sarah menelpon. “Ustad,
waktu masih muda, saya bekerja sebagai perawat di rumah sakit,”
cerita Sarah akhirnya. “Oh, bagus…..Pekerjaan perawat adalah
pekerjaan mulia,” potong ulama itu. “Tapi saya mencari uang
sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, tidak peduli, apakah
cara saya itu halal atau haram, ” ungkapnya terus terang. Ulama itu
terperangah. Ia tidak menyangka wanita itu akan berkata demikian.
“Disana….” sambung Sarah, “Saya sering kali menukar bayi,
karena tidak semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan.
Kalau ada yang menginginkan anak laki-laki, padahal bayi yang
dilahirkannya perempuan, dengan imbalan uang, saya tukar bayi-
bayi itu sesuai dengan keinginan mereka. ”
Ulama tersebut amat terkejut mendengar penjelasan Sarah.
“ Astagfirullah……” betapa tega wanita itu menyakiti hati para ibu
yang diberi amanah Allah untuk melahirkan anak. bayangkan,
betapa banyak keluarga yang telah dirusaknya, sehingga tidak jelas
nasabnya.
Apakah Sarah tidak tahu, bahwa dalam Islam menjaga nasab atau
keturunan sangat penting.
Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak jelas.
Padahal, nasab ini sangat menentukan dala perkawinan, terutama
dalam masalah mahram atau muhrim, yaitu orang-orang yang
tidak boleh dinikahi.
“Cuma itu yang saya lakukan,” ucap Sarah.
“Cuma itu ? tanya ulama terperangah. “Tahukah anda bahwa
perbuatan Anda itu dosa yang luar biasa, betapa banyak keluarga
yang sudah Anda hancurkan !”. ucap ulama dengan nada tinggi.
“Lalu apa lagi yang Anda kerjakan ?” tanya ulama itu lagi sedikit
kesal.
“ Di rumah sakit, saya juga melakukan tugas memandikan orang
mati.”
“Oh bagus, itu juga pekerjaan mulia,” kata ulama.
“Ya, tapi saya memandikan orang mati karena ada kerja sama
dengan tukang sihir.”
“Maksudnya ?”. tanya ulama tidak mengerti.
“Setiap saya bermaksud menyengsarakan orang, baik
membuatnya mati atau sakit, segala perkakas sihir itu sesuai
dengan syaratnya, harus dipendam di dalam tanah. Akan tetapi
saya tidak menguburnya di dalam tanah, melainkan saya
masukkan benda-benda itu ke dalam mulut orang yang mati. ”
“Suatu kali, pernah seorang alim meninggal dunia. Seperti biasa,
saya memasukkan berbagai barang-barang tenung seperti jarum,
benang dan lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa benda-
benda itu seperti terpental, tidak mau masuk, walaupun saya
sudah menekannya dalam-dalam. Benda-benda itu selalu kembali
keluar. Saya coba lagi begitu seterusnya berulang-ulang. Akhirnya,
emosi saya memuncak, saya masukkan benda itu dan saya jahit
mulutnya. Cuma itu dosa yang saya lakukan.”
Mendengar penuturan Sarah yang datar dan tanpa rasa dosa,
ulama itu berteriak marah.
“Cuma itu yang kamu lakukan ? Masya Allah….!!! Saya tidak bisa
bantu anda. Saya angkat tangan”.
Ulama itu amat sangat terkejutnya mengetahui perbuatan Sarah.
Tidak pernah terbayang dalam hidupnya ada seorang manusia,
apalagi ia adalah wanita, yang memiliki nurani begitu tega, begitu
keji. Tidak pernah terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang
melakukan perbuatan sekeji itu.
Akhirnya ulama itu berkata, “Anda harus memohon ampun
kepada Allah, karena hanya Dialah yang bisa mengampuni dosa
Anda. ”
Bumi menolaknya. Setelah beberapa lama, sekitar tujuh hari
kemudian ulama tidak mendengar kabar selanjutnya dari Sarah.
Akhirnya ia mencari tahu dengan menghubunginya melalui
telepon. Ia berharap Sarah t elah bertobat atas segala yang telah
diperbuatnya. Ia berharap Allah akan mengampuni dosa Sarah,
sehingga Rahmat Allah datang kepadanya. Karena tak juga
memperoleh kabar, ulama itu menghubungi keluarga Hasan di
mesir. Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan sendiri.
Ulama menanyakan kabar Sarah, ternyata kabar duka yang
diterima ulama itu.
“Ummi sudah meninggal dua hari setelah menelpon ustad,” ujar
Hasan.
Ulama itu terkejut mendengar kabar tersebut.
“Bagaimana ibumu meninggal, Hasan ?”. tanya ulama itu.
Hasanpun akhirnya bercerita : Setelah menelpon sang ulama, dua
hari kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang
mengejutkan adalah peristiwa penguburan Sarah. Ketika tanah
sudah digali, untuk kemudian dimasukkan jenazah atas ijin Allah,
tanah itu rapat kembali, tertutup dan mengeras. Para penggali
mencari lokasi lain untuk digali. Peristiwa itu terulang kembali.
Tanah yang sudah digali kembali menyempit dan tertutup rapat.
Peristiwa itu berlangsung begitu cepat, sehingga tidak seorangpun
pengantar jenazah yang menyadari bahwa tanah itu kembali
rapat. Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para pengantar yang
menyaksikan peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu
yang aneh terjadi. Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah
berkaitan dengan perbuatan si mayit.
Waktu terus berlalu, para penggali kubur putus asa dan kecapaian
karena pekerjaan mereka tak juga usai. Siangpun berlalu, petang
menjelang, bahkan sampai hampir maghrib, tidak ada satupun
lubang yang berhasil digali. Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak
pulang. Jenazah itu dibiarkan saja tergeletak di hamparan tanah
kering kerontang.
Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya,
Hasan tidak tega meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu
tanpa dikubur. Kalaupun dibawa pulang, rasanya tidak mungkin.
Hasan termenung di tanah perkuburan seorang diri.
Dengan ijin Allah, tiba-tiba berdiri seorang laki-laki yang berpakaian
hitam panjang, seperti pakaian khusus orang Mesir. Lelaki itu tidak
tampak wajahnya, karena terhalang tutup kepalanya yang
menjorok ke depan. Laki-laki itu mendekati Hasan kemudian
berkata padanya, ” Biar aku tangani jenazah ibumu, pulanglah!”.
kata orang itu.
Hasan lega mendengar bantuan orang tersebut, Ia berharap laki-
laki itu akan menunggu jenazah ibunya. Syukur-syukur mau
menggali lubang untuk kemudian mengebumikan ibunya.
“Aku minta supaya kau jangan menengok ke belekang, sampai
tiba di rumahmu, “pesan lelaki itu.
Hasan mengangguk, kemudian ia meninggalkan pemakaman.
Belum sempat ia di luar lokasi pemakaman, terbersit keinginannya
untuk mengetahui apa yang terjadi dengan kenazah ibunya.
Sedetik kemudian ia menengok ke belakang. Betapa pucat wajah
Hasan, melihat jenazah ibunya sudah dililit api, kemudian api itu
menyelimuti seluruh tubuh ibunya. Belum habis rasa herannya,
sedetik kemudian dari arah yang berlawanan, api menerpa wajah
Hasan. Hasan ketakutan. Dengan langka h seribu, ia pun bergegas
meninggalkan tempat itu.
Demikian yang diceritakan Hasan kepada ulama itu. Hasan juga
mengaku, bahwa separuh wajahnya yang tertampar api itu kini
berbekas kehitaman karena terbakar. Ulama itu mendengarkan
dengan seksama semua cerita yang diungkapkan Hasan. Ia
menyarankan, agar Hasan segera beribadah dengan khusyuk dan
meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa yang
pernah dilakukan oleh ibunya. Akan tetapi, ulama itu tidak
menceritakan kepada Hasan, apa yang telah diceritakan oleh
ibunya kepada ulama itu.
Ulama itu meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu
memohon ampun dengan sungguh-sungguh, maka bekas luka di
pipinya dengan ijin Allah akan hilang. Benar saja, tak berapa lama
kemudian Hasan kembali mengabari ulama itu, bahwa lukanya
yang dulu amat terasa sakit dan panas luar biasa, semakin hari
bekas kehitaman hilang. Tanpa tahu apa yang telah dilakukan
ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia
berharap, apapun perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh
ibunya, akan diampuni oleh Allah SWT.





This one for you .....
Sewaktu Boy dan Girl baru pacaran,
Boy melipat 1000 burung kertas buat Girl,
menggantungkannya di dalam kamar Girl.
Boy mengatakan 1000 burung kertas itu menandakan 1000
ketulusan
hatinya.
Waktu itu...
Girl dan Boy setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta
mereka
berdua...
Tetapi pada suatu saat, Girl mulai menjauhi Boy.
Girl memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis...
ke Paris...Tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali2
itu...
Sewaktu Girl mau memutuskan Boy, Girl bilang sama Boy,
kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa.
Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya.
Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik.
Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan
bagaimana kehidupan kita setelah menikah...!!
Setelah Girl pergi ke Perancis,
Boy bekerja keras...
dia pernah menjual koran...
menjadi karyawan sementara...
bisnis kecil...
setiap pekerjaan kerjakan dengan sangat baik dan tekun.
Sudah lewat beberapa tahun...
Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya,
akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan.
Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Girl,
dia masih tidak dapat melupakannya.
Pada suatu hari... waktu hujan,
Boy dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan sangat
pelan di
depan.
Dia mengenali mereka, mereka adalah orang-tua Girl....
Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai
mobil
pribadi,
tetapi juga mempunyai villa dan perusahaan sendiri,
ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi,
dia sekarang adalah seorang Boss.
Boy mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti
sepasang
orang-tua
tersebut.
Hujan terus turun tanpa henti, biarpun kedua orang-tua itu
memakai
payung,
tetapi badan mereka tetap basah karena hujan.
Sewaktu mereka sampai tempat tujuan,
Boy tercegang oleh apa yang ada di depan matanya, itu adalah
tempat
pemakaman.
Dia melihat di atas papan nisan Girl tersenyum sangat manis
terhadapnya.
Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung2 kertas
yang
dibuatkan
Boy.
Dalam hujan, burung2 kertas itu terlihat begitu hidup,
Orang-tua Girl memberitahu Boy,
Girl tidak pergi ke Paris,
Girl terserang kanker,
Girl pergi ke surga.
Girl ingin Boy menjadi orang,
mempunyai keluarga yang harmonis,
maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Boy dulu.
Girl bilang dia sangat mengerti Boy,
dia percaya kalau Boy pasti akan berhasil.
Girl mengatakan...
kalau pada suatu hari Boy akan datang ke makamnya
dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya
lagi.
Boy langsung berlutut,
berlutut di depan makam Girl,
menangis dengan begitu sedihnya.
Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti,
membasahi sekujur tubuh Boy.
Boy teringat senyum manis Girl yang begitu manis dan polos,
Mengingat semua itu,
hatinya mulai meneteskan darah...
Sewaktu orang-tua itu keluar dari pemakaman,
mereka melihat kalau Boy sudah membukakan pintu mobil untuk
mereka.
Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.
"Hatiku tidak pernah menyesal,
semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas,
1000 ketulusan hatiku,
beterbangan di dalam angin
menginginkan bintang yang lebat besebaran di langit...
melewati sungai perak,
apakah aku bisa bertemu denganmu?
Tidak takut berapapun jauhnya,
hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu.
Masa lalu seperti asap...
hilang dan tak kan kembali.
menambah kerinduan di hatiku...
Bagaimanapun dicari,
jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah.."



Sebuah kisah dimusim panas yang menyengat.
Seorang kolumnis majalah Al Manar
mengisahkannya …
Musim panas merupakan ujian yang cukup berat.
Terutama bagi muslimah, untuk tetap
mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah
dan
panas tak lantas menjadikannya menggadaikan
akhlak. Berbeda dengan musim dingin, dengan
menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa
dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.Dalam
sebuah perjalanan yang cukup panjang,
Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus. Ada
seorang perempuan muda berpakaian kurang layak
untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat.
Karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung
kursi dekat pintu keluar.
Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu
mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan
sebagai keprihatinan sosial. Seorang bapak
setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya
mengingatkan. Bahwa pakaian seperti itu bisa
mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi
dirinya. Disamping pakaian seperti itu juga
melanggar aturan agama dan norma kesopanan.
Tahukah Anda apa respon perempuan muda
tersebut?
Dengan ketersinggungan yang sangat ia
mengekspresikan kemarahannya. Karena merasa
privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya
adalah hak prerogatif seseorang.
“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong
pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!!
Sebuah respon yang sangat frontal.
Dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terus
menggumamkan kalimat-kalimat Allah.
Detik-detik berikutnya suasanapun hening.
Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap
dalam mimpinya. Tak terkecuali perempuan muda
itu. Hingga sampailah perjalanan dipenghujung
tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria.
Kini semua penumpang bersiap-siap untuk
turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan
muda tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia
berada didekat pintu keluar. “Bangunkan saja!”
begitu kira-kira permintaan para penumpang.
Tahukah apa yang terjadi. Perempuan muda
tersebut benar-benar tak bangun lagi. Ia menemui
ajalnya. Dan seisi mikrobus tersebut terus
beristighfar, menggumamkan kalimat Allah
sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk
disampingnya.
Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam
keadaan
menantang Tuhan. Seandainya tiap orang
mengetahui akhir hidupnya ….
Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa
berakhir setiap saat …
Seandainya tiap orang takut bertemu dengan
Tuhannya dalam keadaan yang buruk …
Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan
Allah …
Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih
terus dibimbing-Nya.
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang
dekat denganNYA semakin dekat.
Dan mereka yang terlena seharusnya segera
sadar …
mumpung kesempatan itu masih ada.





25 tahun yang lalu,
Inikah nasib? Terlahir sebagai menantu bukan pilihan.
Tapi aku dan Kania harus tetap menikah. Itu sebabnya kami
ada di Kantor Catatan Sipil. Wali kami pun wali hakim. Dalam
tiga puluh menit, prosesi pernikahan kami selesai. Tanpa
sungkem dan tabur melati atau hidangan istimewa d! an salam
sejahtera dari kerabat. Tapi aku masih sangat bersyukur
karena Lukman dan Naila mau hadir menjadi saksi. Umurku
sudah menginjak seperempat abad dan Kania di bawahku..
Cita-cita kami sederhana,ingin hidup bahagia.
22 tahun yang lalu,
Pekerjaanku tidak begitu elit, tapi cukup untuk biaya makan
keluargaku. Ya, keluargaku. Karena sekarang aku sudah punya
momongan. Seorang putri, kunamai ia Kamila. Aku berharap ia
bisa menjadi perempuan sempurna, maksudku kaya akan budi
baik hingga dia tampak ! sempurna. Kulitnya masih merah,
mungkin karena ia baru berumur seminggu. Sayang, dia tak
dijenguk kakek-neneknya dan aku merasa prihatin. Aku harus
bisa terima nasib kembali, orangtuaku dan orangtua Kania tak
mau menerima kami.. Ya sudahlah. Aku tak berhak untuk
memaksa dan aku tidak membenci mereka. Aku hanya yakin,
suatu saat nanti, mereka pasti akan berubah.
19 tahun yang lalu,
Kamilaku gesit dan lincah. Dia sekarang sedang senang
berlari-lari, melompat-lompat atau meloncat dari meja ke
kursi la! lu dari kursi ke lantai kemudian berteriak
'Horeee, Iya bisa terbang'. Begitulah dia
memanggil namanya sendiri, Iya. Kembang senyumnya selalu
merekah seperti mawar di pot halaman rumah. Dan Kania tak
jarang berteriak, 'Iya sayaaang,' jika sudah
terdengar suara 'Prang'. Itu artinya, ada yang
pecah, bisa vas bunga, gelas, piring, atau meja kaca..
Terakhir cermin rias ibunya yang pecah. Waktu dia melompat
dari tempat tidur ke lantai, boneka kayu yang dipegangnya
terpental. Dan dia cuma bilang 'Kenapa semua kaca di
rumah ini selalu pecah, Ma?'
18 tahun yang lalu,
Hari ini Kamila ulang tahun. Aku sengaja pulang lebih awal
dari pekerjaanku agar bisa membeli hadiah dulu. Kemarin
lalu dia merengek minta dibelikan bola. Kania tak
membelikannya karena tak mau anaknya jadi tomboy apalagi
jadi pemain bola seperti yang sering diucapkannya.
'Nanti kalau sudah besar, Iya mau jadi pemain
bola!' tapi aku tidak suka dia menangis terus minta
bola, makanya kubelikan ia sebuah bola. Paling tidak aku
bisa punya lawan main setiap sabtu sore. Dan seperti yang
sudah kuduga, dia bersorak kegirangan waktu kutunjukkan bola
itu. 'Horee, Iya jadi pemain bola.'
17 Tahun yang lalu
Iya, Iya. Bapak kan sudah bilang jangan main bola di jalan.
Mainnya di rumah aja. Coba kalau ia nurut, Bapak kan tidak
akan seperti ini. Aku tidak tahu bagaimana Kania bisa tidak
tahu Iya menyembunyikan bola di tas sekolahnya. Yang aku
tahu, hari itu hari sabtu dan aku akan menjemputnyanya dari
sekolah. Kulihat anakku sedang asyik menendang bola
sepanjang jalan pulang dari sekolah dan ia semakin ketengah
jalan. Aku berlari menghampirinya, rasa khawatirku
mengalahkan kehati-hatianku dan 'Iyaaaa'. Sebuah
truk pasir telak menghantam tubuhku, lindasan ban besarnya
berhenti di atas dua kakiku. Waktu aku sadar, dua kakiku
sudah diamputasi. Ya Tuhan, bagaimana ini. Bayang-bayang
kelam menyelimuti pikiranku, tanpa kaki, bagaimana aku
bekerja sementara
pekerjaanku mengantar barang dari perusahaan ke rumah
konsumen. Kulihat Kania menangis sedih, bibir cuma berkata
'Coba kalau kamu tak belikan ia bola!'
15 tahun yang lalu,
Perekonomianku morat marit setelah kecelakaan. Uang
pesangon habis untuk ke rumah sakit dan uang tabungan
menguap jadi asap dapur. Kania mulai banyak mengeluh dan Iya
mulai banyak dibe! ntak. Aku hanya bisa membelainya. Dan
bilang kalau Mamanya sedang sakit kepala makanya cepat
marah. Perabotan rumah yang bisa dijual sudah habis. Dan aku
tak bisa berkata apa-apa waktu Kania hendak mencari ke luar
negeri. Dia ingin penghasilan yang lebih besar untuk
mencukupi kebutuhan Kamila. Diizinkan atau tidak diizinkan
dia akan tetap pergi. Begitu katanya. Dan akhirnya dia
memang pergi ke Malaysia .
13 tahun yang lalu,
Setahun sejak keper! gian Kania, keuangan rumahku sedikit
membaik tapi itu hanya setahun. Setelah itu tak terdengar
kabar lagi. Aku harus mempersiapkan uang untuk Kamila masuk
SMP. Anakku memang pintar dia loncat satu tahun di SD-nya.
Dengan segala keprihatinan kupaksakan agar Kamila bisa
melanjutkan sekolah. aku bekerja serabutan, mengerjakan
pekerjaan yang bisa kukerjakan dengan dua tanganku. Aku
miris, menghadapi kenyataan. Menyaksikan anakku yang tumbuh
remaja dan aku tahu dia ingin menikmati dunianya. Tapi
keadaanku mengurungnya dalam segala kekurangan. Tapi aku
harus kuat. Aku harus tabah untuk mengajari Kamila hidup
tegar.
10 tahun yang lalu,
Aku sedih, semua tetangga sering mengejek kecacatanku.
Dan Kamila hanya sanggup berlari ke dalam rumah lalu
sembunyi di dalam kamar. Dia sering jadi bulan-bulanan
hinaan teman sebayanya. Anakku cantik, seperti ibunya.
'Biar cantik kalo kere ya kelaut aje.' Mungkin
itu kata-kata yang sering kudengar. Tapi anakku memang sabar
dia tidak marah walau tak urung menangis juga.
'Sabar ya, Nak!' hiburku.
'Pak, Iya pake jilbab aja ya, biar tidak
diganggu!' pintanya padaku. Dan aku menangis. Anakku
maafkan bapakmu, hanya itu suara yang sanggup kupendam
dalam
hatiku. Sejak hari itu, anakku tak pernah lepas dari
kerudungnya. Dan aku bahagia. Anakku, ternyata kamu sudah
semakin dewasa. Dia selalu tersenyum padaku. Dia tidak
pernah menunjukkan
kekecewaannya padaku karena sekolahnya hanya terlambat di
bangku SMP.!
7 tahun yang lalu,
Aku merenung seharian. Ingatanku tentang Kania, istriku,
kembali menemui pikiranku. Sudah bertahun-tahun tak kudengar
kabarnya. Aku tak mungkin bohong pada diriku sendiri, jika
aku masih menyimpan rindu untuknya. Dan itu pula yang
membuat aku takut. Semalam Kamila bilang dia ingin menjadi
TKI ke Malaysia . Sulit baginya mencari pekerjaan di sini
yang cuma lulusan SMP.. Haruskah aku melepasnya karena
alasan ekonomi. Dia bilang aku sudah tua, tenagaku mulai
habis dan dia ingin agar aku beristirahat. Dia berjanji akan
rajin mengirimi aku uang dan menabung untuk modal. Setelah
itu dia akan pulang, menemaniku kembali dan membuka usaha
kecil-kecilan. Seperti waktu lalu, kali ini pun aku tak
kuasa untuk menghalanginya. Aku hanya berdoa agar Kamilaku
baik-baik saja.
4 tahun lalu,
Kamila tak pernah telat ! mengirimi aku uang. Hampir tiga
tahun dia di sana . Dia bekerja sebagai seorang pelayan di
rumah seorang nyonya. Tapi Kamila tidak suka dengan
laki-laki yang disebutnya datuk. Matanya tak pernah siratkan
sinar baik. Dia juga dikenal suka perempuan. Dan nyonya itu
adalah istri mudanya yang keempat. Dia bilang dia sudah
ingin pulang. Karena akhir-akhir ini dia sering diganggu.
Lebaran tahun ini dia akan berhenti bekerja. Itu yang kubaca
dari suratnya. Aku senang mengetahui itu dan selalu menunggu
hingga masa itu tiba. Kamila bilang, aku jangan pernah lupa
salat dan kalau kondisiku sedang baik usahakan untuk salat
tahajjud. Tak perlu memaksakan untuk puasa sunnah yang pasti
setiap bulan Ramadhan aku harus berusaha sebisa mungkin
untuk kuat hingga beduk manghrib berbunyi. Kini anakku lebih
pandai menasihati daripada aku. Dan aku bangga.
3 tahun 6 bulan yang lalu,
Inikah badai? Aku mendapat surat dari kepolisian
pemerintahan Malaysia , kabarnya anakku ditahan. Dan dia
diancam hukuman mati, karena dia terbukti membunuh suami
majikannya. Sesak dadaku mendapat kabar ini. Aku menangis,
aku tak percaya. Kamilaku yang lemah lembut tak mungkin
membunuh. Lagipula kenapa dia harus membunuh. Aku meminta
bantuan hukum dari Indonesia untuk menyelamatkan anakku dari
maut. Hampir setahun aku gelisah menunggu kasus anakku
selesai. Tenaga tuaku terkuras dan airmataku habis. Aku
hanya bisa memohon agar anakku tidak dihukum mati andai dia
memang bersalah.
2 tahun 6 bulan yang lalu,
Akhirnya putusan itu jatuh juga, anakku terbukti bersalah.
Dan dia harus menjalani ! hukuman gantung sebagai
balasannya. Aku tidak bisa apa-apa selain menangis
sejadinya. Andai aku tak izinkan dia pergi apakah nasibnya
tak akan seburuk ini? Andai aku tak belikan ia bola apakah
keadaanku pasti lebih baik? Aku kini benar-benar sendiri.
Wahai Allah kuatkan aku.
Atas permintaan anakku aku dijemput terbang ke Malaysia .
Anakku ingin aku ada di sisinya disaat terakhirnya.
Lihatlah, dia kurus sekali. Dua matanya sembab dan bengkak.
Ingin rasanya aku berlari tapi apa daya kakiku tak ada.. Aku
masuk ke dalam ruangan pertemuan itu, dia berhambur ke
arahku, memelukku erat, seakan tak ingin melepaskan aku.
'Bapak, Iya Takut!' aku memeluknya lebih erat
lagi. Andai bisa ditukar, aku ingin menggantikannya.
'Kenapa, Ya, kenapa kamu membunuhnya sayang?'
'Lelaki tua itu ingin Iya tidur dengannya, Pak. Iya
tidak mau. Iya dipukulnya. Iya takut, Iya dorong dan dia
jatuh dari jendela kamar. Dan dia mati. Iya tidak salah kan
, Pak!' Aku perih mendengar itu. Aku iba dengan nasib
anakku. Masa mudanya hilang begitu saja. Tapi aku bisa
apa, istri keempat lelaki tua itu menuntut agar anakku
dihukum mati. Dia kaya dan lelaki itu juga orang terhormat.
Aku sudah berusaha untuk memohon keringanan bagi anakku,
tapi menemuiku pun ia tidak mau. Sia-sia aku tinggal di
Malaysia selama enam bulan untuk memohon hukuman pada
wanita
itu.
2 tahun yang lalu,
Hari ini, anakku akan dihukum gantung. Dan wanita itu akan
hadir melihatnya. Aku mendengar dari petugas jika dia sudah
datang dan ada di belakangku. Tapi aku tak ingin melihatnya.
Aku melihat isyarat tangan dari hakim di sana . Petugas itu
membuka papan yang diinjak anakku. Dan 'blass'
Kamilaku kini tergantung. Aku tak bisa lagi menangis.
Setelah yakin suda! h mati, jenazah anakku diturunkan
mereka, aku mendengar langkah kaki menuju jenazah anakku.
Dia menyibak kain penutupnya dan tersenyum sinis. Aku
mendongakkan kepalaku, dan dengan mataku yang samar oleh air
mata aku melihat garis wajah yang kukenal.
'Kania?'
'Mas Har, kau ... !'
'Kau ... kau bunuh anakmu sendiri, Kania!'
'Iya? Dia..dia . Iya?' serunya getir menunjuk
jenazah anakku.
'Ya, dia Iya kita. Iya yang ingin jadi pemain bola
jika sudah besar.'
'Tidak ... tidaaak ... ' Kania berlari ke arah
jenazah anakku. Diguncang tubuh kaku itu sambil menjerit
histeris. Seorang petugas menghampiri Kania dan memberikan
secarik kertas yang tergenggam di tangannya waktu dia
diturunkan dari tiang gantungan. Bunyinya 'Terima kasih
Mama.' Aku baru sadar, kalau dari dulu Kamila sudah
tahu wanita itu ibunya.
Setahun lalu,
Sejak saat itu istriku gila. Tapi apakah dia masih istriku.
Yang aku tahu, aku belum pernah menceraikannya. Terakhir
kudengar kabarnya dia mati bunuh diri. Dia ingin dikuburkan
di samping kuburan anakku, Kamila. Kata pembantu yang
mengantarkan
jenazahnya padaku, dia sering berteriak, 'Iya
sayaaang, apalagi yang pecah, Nak.' Kamu tahu Kania,
kali ini yang pecah adalah hatiku.

my last love

Dalam hidupku, aku mungkin terlahir sebagai gadis yang paling dicintai Tuhan, sejak kecil, aku kehilangan ayahku karena sebuah kecelakaan. Ibu berjuang membesarkanku dengan mencuci pakaian hingga akhirnya beliau memiliki toko Laundry. Ketika usiaku 22 dan tumbuh sebagai gadis yang normal serta memiliki seorang kekasih yang hendak menikahiku, Sebuah kecelakaan menghancurkan segalanya. Aku kehilangan kedua kakiku yang lumpuh dan kekasihku walau tidak pernah mengatakan pisah padaku, takdir membuatku sadar kami harus berpisah karena aku bukanlah gadis yang diharapkan menjadi menantu keluarganya, karena mereka menyebutku gadis cacat.

Walaupun aku cacat, aku tidak pernah menyerah terhadap hidupku. Aku tidak dendam terhadap orang yang telah membuatku cacat, walau ia menghilang setelah kejadian itu. Hingga seorang pria yang begitu mencintaiku datang, ia menerima keadaanku yang cacat. Namanya Martin, ia pria tampan yang begitu sederhana dalam hidupku. Walaupun aku cacat, ia berjuang untuk hidupku. Menjadi pria yang menjaga dan melindungiku. Kadang aku sampai bertanya? Apa yang membuatnya begitu mencintaiku, rela menghabiskan waktu dan uangnya hanya untuk membuatku yakin.

Kalau aku akan sembuh dan normal pada suatu saat nanti.

Suatu hari ia memberitahuku, ia memikili seorang dokter yang dapat menyembuhkanku, ia memintaku ikut dengannya ke Amerika. Aku awalnya berpikir ini mustahil, tapi berkat kuasa Tuhan dan Doa ibuku, akhirnya aku benar-benar sembuh walaupun tidak bisa berlari, setidaknya aku masih bisa berjalan tanpa kursi roda yang sudah bersamaku beberapa tahun belakangan ini. Aku pikir aku akan menjadi gadis paling bahagia, setelah Martin melamarku tepat di hari Valentine. Aku menerimanya, kami menikah dan hidup bahagia tapi tidak untuk Martin, ia terusir dari keluarga dan materi yang biasa ia dapatkan sebagai anak orang kaya.

Martin pria yang sangat bekerja keras, walau tanpa uang dari ayahnya, ia mampu berkerja apapun sebagai suami. tapi 6 bulan setelah pernikahan kami saat aku hamil 3 bulan. Ia tiba-tiba pingsan dihadapanku. Ia Nampak tidak sehat sehabis pulang bekerja. Karena cemas aku membawanya ke rumah sakit. Dan betapa hancurnya hatiku, saat dokter berkata kalau suamiku terjangkit virus HIV. Aku menangis, menunggu saat yang tepat untuk bertanya kepada suamiku, mengapa penyakit itu bisa ada dalam hidupnya. Tapi hal itu tidak pernah aku tanyakan, karena lebih baik aku berpikir untuk fokus menyembuhkan dirinya dari penyakit paru-paru basah miliknya, karena ia bekerja sebagai pelatih renang dan itu lah penyebab paru-parunya penuh air.

Martin, tanpa aku bilang tentang penyakitnya, ia sudah tau apa yang ada di dalam tubuhnya. Aku tau ia cemas, bayi yang kami kandung. Mungkin ataupun aku, bisa terjangkit virus yang sama dengannya. Tapi sebagai istri, aku berusaha kuat, walaupun aku cemas terhadap hasil akhir tes darah yang akan diberikan dokter tentang kondisi tubuhku. Beberapa hari kemudian, hasil tes mengatakan aku ataupun bayi di perutku tidak terjankit dan aku bersyukur melewati cobaan ini.

Tanpa alasan yang aku mengerti, tiba-tiba kondisi Martin begitu genting dan darurat. Dokter mengatakan, terjadi kompilasi penyakit kuning dan rusaknya paru-paru. Aku menangis, memikirkan keadaan suamiku. Ia menatapku, membesarkan hatiku. Tapi aku bisa melihat ada sesuatu di hatinya yang hendak ia katakan padaku. Dokter mengatakan padaku, kalau kondisi suamiku mungkin sulit disembuhkan dan mereka menyarankan aku mencari pengobatan di Singapura. Aku pun menawarkan suamiku. Tapi ia menolak, ia meminta di rawat di sini. Aku hanya terdiam, aku tau, ia tidak ingin dibantah dan aku hanya bisa berdoa kepadanya agar Tuhan memberikan mujizat.

Sampai suatu hari, aku mulai mendapatkan kejujuran dari suamiku, tentang hidupnya. Sebuah misteri yang tak pernah aku tau. Ia mengatakan kalimat maaf setiap hari hingga 7 hari dengan berbagai hal yang sulit kupahami.

Hari pertama, ia bicara padaku

“ Angel, aku ingin mengatakan sebuah kejujuran dalam hidupku. Hal pertama yang ingin kukatakan padamu, aku tau aku terjankit virus HIV Sejak 1 bulan setelah pernikahan kita, aku minta maaf padamu, mungkin ini dosaku, di masa mudaku, hidup terlalu bebas dan kini menerima akibatnya ”

Aku hanya tersenyum dan berkata.

“ Tidak apa Martin, karena semua sudah menjadi jalannya. Aku ataupun bayi yang sedang kita kandung sehat negative dari virus HIV, janganlah kamu merasa bersalah. ”

Hari kedua, ia kembali bicara padaku.

“ Angel, aku ingin mengatakan kejujuran kedua dalam hidupku. Aku adalah orang yang membuatmu cacat dan pelaku dari tabrak lari yang membuatmu lumpuh. Maafkan aku..”

Aku shock, aku sadar memang terlintas Martin adalah pelaku yang membuatku cacat, tapi aku pun bisa menerima keadaan itu.

“ Aku tau sejak awal kamu adalah orang yang membuatku cacat, tapi aku bisa mengerti. Aku sadar kamu begitu menyesali kejadian itu, kamu hadir dalam hidupku, begitu bersemangat membuatku sembuh. Itu sudah membuktikan kalau kamu merasa menyesal dan bertanggung jawab”

“ Aku terpaksa melakukan itu, lari dari tanggung jawab. Karena orang tuaku tidak mau di penjara dan memintaku lari keluar negeri, setelah aku bisa kembali,aku pun mencarimu, melihatmu dengan keadaan lumpuh, aku sungguh berdosa. Aku memohon maaf atas ketidakjujuran selama ini.”

“ Lupakan saja Martin, aku sudah memaafkanmu sejak kamu berani muncul padaku. Aku bahagia dengan semua ini, janganlah merasa bersalah..”

Martin hanya tertunduk walaupun ia masih berasa bersalah. Hari ketiga ia pun bertanya padaku.

“ Angel andai aku sembuh, maukah hidup denganku sebagai pria HIV, apakah kau tidak takut padaku?”

Aku menjawab dengan hatiku yang tulus.

“ Martin, ketika aku disebut gadis cacat, kamulah orang yang selalu melindungiku, mengendongku saat aku tidak bisa menaiki tangga, menikahi gadis cacat sepertiku, bahkan menghabiskan uang yang banyak untuk kesembuhan hidupku, berpisah dengan kelurgamu. Kamu menerima aku sebagai gadis cacat, itu adalah kebesaran hidup yang paling indah buatku, sekarang kalaupun sakit, biarkanlah aku menjaga dan merawatmu, dengan cinta yang sama saat kau berikan padaku yang cacat”

Martin menangis mendengarkan itu, aku pun menangis, ia bahkan sampai diusir dari keluarganya karena menikah denganku. Ayahnya orang kaya, tidak akan sudi memanggilku menantu.Karena aku cacat saat dulu.

Hari keempat ia kembali bicara padaku, wajahnya semakin pucat. Aku tau, kondisinya memburuk.

“ Angel bersediakah kau pergi menemui keluargaku, menyampaikan permohonan maafku, kepada ayah, ibu dan adikku,memberitahukan kepada mereka, kalau kau sedang mengandung cucu mereka.?”

Aku tau ini jawaban yang sulit, tapi aku pun menyanggupi, aku tau mereka akan menolakku atau bahkan mengusirku tapi demi Martin, aku berjuang untuk menyampaikan pesan suamiku. Aku tiba dirumah mereka, menekan bel. Ibunya menyambutku dengan kalimat “ Gadis cacat tidak tau malu, “ aku tetap menaruh senyumku. Ayahnya muncul tapi hanya memperhatikanku sambil berkata” Mau apalagi? Sudah cukup mengambil putraku? Apalagi yang kurang?”

Aku dengan tenang berkata, “ Ayah dan ibu, saat ini Martin terbaring sakit, ia memintaku untuk datang pada kalian. Walaupun aku tau, sulit untuk kalian menerimaku, tapi setidaknya biarkanlah aku memohon kepada kalian untuk melihat Martin, ia ingin berjumpa dengan kalian. Kalaupun kalian tidak sudi untuk itu, aku ingin kalian tau, Martin memohon Maaf kepada kalian, andai kata ia tidak menjadi anak yang berbakti. Aku sedang hamil dan beberapa bulan lagi akan melahirkan. Setidaknya izinkan cucumu ini kelak menemuimu dan memanggilku kakek dan nenek.”

Aku pergi dengan berlinang air mata, ayah dan ibu Martin tidak menjawab apapun. Aku sedih dan menghampiri Martin, mengatakan semua yang sudah kulakukan. Ia membelai kepalaku, membesarkan hatiku dan berkata kalau kelak ayah dan ibunya akan menerima aku dan cucunya.

Hari ke lima, Martin kembali bicara padaku.

“ Angel, bolehkah kau membuatkanku makanan yang ingin sekali kumakan?”

“ Makanan apa Martin.”

“ Sejak menikah denganmu, aku paling suka masakan sayur lodeh buatanmu. Bisakah kau membuatkanku itu?”

“ Aku akan buatkan untukmu.”

Aku pulang ke rumahku, dengan wajah penuh kesedihan. Aku sadar, ibuku pernah berkata, bila seseorang meminta makanan yang hendak ia makan, artinya cepat atau lambat, makanan itu akan menjadi makanan terakhir yang ia makan. Sejak kecil ia terbiasa makanan mewah, hidup bersamaku dengan makanan kampung membuatnya lebih bahagia. Dengan penuh kesedihan aku membuatku makanan itu, membawanya kepada Martin. Ia menyantapnya dengan lahap, padahal ia tidak pernah mau makan beberapa hari terakhir karena merasa tidak nafsu makan.

Hari ke enam menjelang hari ketujuh.

Martin membelai perutku yang mulai membesar, dan bertanya.

“ Apakah kamu tau, apa jenis kelamin bayi kita?”

“ Kata dokter, ia akan menjadi anak perempuan.”

“ Aku senang, aku boleh memohon padamu Angel?”

“ Katakan Martin..’

“ Berikan nama anak kita Angel, seperti namamu, karena namamu begitu indah terdengar. Bersediakah kau lakukan itu untukku.”

Aku menahan tangisku, aku pun menyanggupi permohonan Martin. Ia mulai merasa tak kuat menahan rasa sakitnya. Terkadang aku sedih melihatnya saat kesakitan, tapi aku tak bisa melakukan apapun selain berdoa agar dirinya lekas lepas dari penderitaan begitu berat baginya.keesokan harinya, hari paling berduka dalam hidupku. Hari yang tak akan pernah terlupa dalam hidupku. Martin tiba-tiba meminta dokter memanggilku dan bicara padaku.

“ Angel, kau harus tau, hidupku mungkin singkat di dunia ini. Tapi di dalam hidupku hanya tersimpan dua hal yang akan pernah kulupakan. Hal pertama adalah saat aku pertama kali jatuh cinta padamu, dan kedua, saat aku bisa melihatmu berjalan. Andai aku kelak tak ada lagi, berjanjilah padaku, merawat anak kita hingga menjadi anak yang berbakti, berikah kasih sayang yang tak sempat kuberikan padanya. Dan katakan padanya, aku sangat mencintainya..”

“ Kenapa kamu bicara seperti itu Martin, kamu jangan tinggalkan aku.. aku tidak bisa hidup tanpamu?” kekuatan hatiku hilang saat itu untuk tegar.

“ Kamu adalah gadis kuat, aku percaya kamu akan bertahan dan berjanji hidup untukku..”

“ Aku takut..”

“ Berjanjilah, padaku..”

Dengan berat hati aku berjanji padanya. Saat itulah aku melihatnya pergi terakhir kalinya dalam hidupku. 7 Hal yang ia katakan sebelum pergi menyadarkan aku betapa ia sangat berarti dalam hidupku. Betapa dia adalah orang yang telah membuatku hidup sebagai gadis kuat yang mampu bertahan dari cobaan berat dalam hidupku.Martin pun meninggal dengan membawa kenangan terindah dalam hidupku.

Kutaburkan abu hidupnya yang terakhir di laut, kujanjikan masa depan anak kami untuk mengenangnya.Ia mungkin pergi dalam hidupku, tapi ia mengajarkan kepadaku arti cinta sesungguhnya. Arti cinta dan pengorbanan bagi dirinya. Cinta yang membuatnya kehilangan segalanya. Harta dan keluarganya, tapi tidak kebesaran hatinya untukku.

Semoga saja kisahku ini menjadi kekuatan kalian untuk memberikan arti cinta tanpa berharap balasan yang tidak bisa dihargai dengan uang ataupun berlian sekalipun.


Tamat.

Kisah ini terdapat dalam novel Agnes Davonar berjudul

MY LAST LOVE.

Rasa yang Pernah Ku rasa

Meskipun kau berubah menjadi bunga ku akan tetap menjadi matahari.
Karna matahari ingin bunga dapat terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar iia tumbuh berkembang dan terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walau matahari tahu dia hanya dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu-kupu yang akan menari bersama bunga.

Meskipun kau berubah menjadi bulan, Ku kan tetap menjadi Matahari. Meskipun tau matahari dan bulan tidak pernah bertemu.
Ku kan tetap menjadi Matahari,meskipun kau berubah menjadi bulan. Matahari tetap menjadi matahari agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi. Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari,tetapi disaat semua makhluk mengagumi bulan. Siapakah yang ingat pada Matahari. Matahari rela memberikan Cahayanya untuk bulan walaupun ia sendiri tak bisa menikmati cahaya bulan,dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut.

Meskipun kau berubah menjadi Phonixyang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari.
Saat kau jadi Phonix yang dapat terbang tinggi jauh ke langit bahkan di atas matahari, ku kan tetap menjadi Matahari agar Phonix bebas untuk pergi kapanpun ia mau dan Matahari tidak akan mencegahnya. Matahari rela melepaskan Phonix untuk pergi jauh, namaun Matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk Phonix. Matahari selalu ada untuk Phonix kapan pun ia mau kembali kepada Phonix walau Phonix tidak selalu ada untuk Matahari. Tidak ada makhluk lain selain Phonix yang mampu masuk ke dalam Matahari dan mendapatkan cintanya.

kisah cinta suami istri

kisah cinta suami istri

Suami saya adalah seorang yang sederhana, saya
Mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan
hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya
bersandar di Bahunya yang bidang.
Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam
masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai
merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah
berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya
seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif
serta berperasaan halus.
Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak
yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah
saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya
harapkan. Rasa sensitifnya kurang. Dan
ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang
romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan
semua harapan saya akan cinta yang ideal.
Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan
keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan
perceraian. "Mengapa?", tanya suami saya dengan
terkejut. "Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan
cinta yang saya inginkan," jawab saya. Suami saya terdiam
dan termenung sepanjang malam di depan
komputernya,tampak seolah-olah sedang mengerjakan
sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan saya semakin
bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat
mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya
harapkan darinya? Dan akhirnya suami saya bertanya, "Apa
yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?"
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab
dengan pelan,"Saya punya pertanyaan, jika kau dapat
menemukan jawabannya di dalam perasaan saya,saya
akan merubah pikiran saya. "Seandainya, saya menyukai
setangkai bunga indah yg ada di tebing gunung. Kita
berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu,kamu akan
mati. Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?"
Dia termenung dan akhirnya berkata,"Saya akan
memberikan jawabannya besok."
Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.
Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya
menemukan selembar kertas dengan oret-oretan
tangannya di bawah sebuah gelas yang berisi susu hangat
yang bertuliskan ......
"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu,
tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya." Kalimat
pertama ini menghancurkan perasaan saya. Saya
melanjutkan untuk membacanya. "Kamu selalu pegal-
pegal pada waktu 'teman baik kamu' datang setiap
bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk
memijat kaki kamu yang pegal.
"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu
akan menjadi 'aneh'. Saya harus membelikan sesuatu yang
dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah
saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami."
"Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu
dekat membaca buku,dan itu tidak baik untuk kesehatan
mata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika
kita tua nanti, saya masih dapat menolong
mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu."
"Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing
kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan
pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang
bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu."
"Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah
yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati..
Karena,saya tidak sanggup melihat air mata kamu
mengalir."Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa
mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untuk itu
Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki
saya,mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa
menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain
yang dapat membahagiakan kamu."
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat
tintanya menjadi kabur,tetapi saya tetap berusaha untuk
terus membacanya."Dan sekarang, Sayang, kamu telah
selesai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan
semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk
tinggal dirumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya
sekarang sedang berdiri disana menunggu jawaban
kamu." Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini,
Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-
barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu.
Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia."
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri
di depan pintu,dengan wajah penasaran sambil tangannya
memegang susu dan roti kesukaan saya. Oh, kini saya
tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari
dia mencintai saya. Itulah cinta, di saat kita merasa cinta
itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita,
karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta
dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu
sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak
pernah kita bayangkan sebelumnya. Seringkali yang kita
butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan
kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu. Karena
cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".

kekasihku daniel

Kekasihku Daniel- Arti kebaikan sesungguhnya dalam hidup setelah membaca kisah ini

” Saat Terindah Dalam Hidupku Adalah Bersamamu, Saat Tersedih Dalam Hidupku Adalah Kehilanganmu” Agnes Davonar, penulis.

Namanya Daniel, cowok yang baru berusia 24 tahun. Wajahnya.. kata orang sih gak ganteng, ngak pinter dan juga ngak atletis. Sampai detik ini, temen-temen masih mikir? Kok bisa ya dia jadi pacar gua? Padahal sumpah mati mereka tau, gua gak pernah berharap punya pacar kayak dia. Banyak yang bilang kalau wajah gua yang lumayan cantik bila jalan sama dia? Bakal seperti antara majikan dan pembantu.

Mungkin awalnya demikian, tapi dari seorang Daniel. Gua belajar banyak tentang bagaimana menghargai seorang laki-laki, bagaimana memperlakukan laki-laki dan terakhir bagaimana mengerti arti cinta itu sesungguhnya.

Suatu hari, gua lagi asyik online. Teman-teman gua, semua uda pada mulai eksis di dunia facebook. Rasanya kalau gua gak gabung, bisa jadi gua dianggap gadis kampung. Padahal orang kampung pun uda pakai facebook. Lupakan sejenak kisah stupid itu, yang pasti dari facebook. Gua bisa kontak-kontakan lagi sama teman-temen gua dari jaman pipis di celana sampai sekarang ngerti kalau umur gua uda cukup tua sebagai cewek, 23 tahun.

Nah, karena baru aja putus cinta. Rasanya gua alergi banget sama foto-foto mantan gua yang nangkring di facebook gua, jadi tugas gua malam itu adalah menghapus semua foto-foto mantan gua. Tapi semakin gua perhatikan foto-foto kenang-kenangan kita, kok rasanya gua jadi sedih sendiri ya. Sampai tanpa sadar gua jadi nangis, padahal yang minta putus juga gua, hal kecil sih, gara-gara dia mau sekolah di luar dan gua gak setuju. Apa daya, bokapnya jenderal dan dia ajudan. Pisah deh hubungan kita,

Saat gua menangis, chat online di Facebook nyala, seseorang muncul dan berkata memperhatikan gua sedang menghapus semua foto-foto gua. Dia bilang

“ Lagi putus cinta ya? “ Kata dia.

Awalnya gua mau cuekin, tapi kayaknya bakal menarik juga ya kalau gua marah-marah dan maki-maki orang ini, soalnya gua perhatiin, kita gak kenal sama sekali.

“ Sok tau loe?” kata gua,

“ Ya tau dong, kan gua juga lagi putus cinta, senasib deh..”

Kalimat dia yang bikin gua langsung nyegir. Penasaran sekaligus merasa senasib. Singkat kata, walaupun gua ga kenal dia, akhirnya kita malah jadi curhat-curhatan. Gua jadi tau juga, kalau dia putus sama pacarnya karena gak cocok setelah 5 tahun pacaran. Dalam hati gua berkata, kalau 5 tahun segitu lamanya dibilang kagak cocok, jadi selama 5 tahun itu ngapain ya?.

Akhirnya kita gak bicara lagi setelah malam itu, tapi dia sempat mengatakan nama dia ke gua.

“ Gua Daniel, thanks uda mau temenin gua ngobrol malam ini?”

Gua hanya senyum-senyum manggut, setau gua, harusnya gua yang curhat, kok malah jadi dia. Ya sudahlah, setidaknya dia uda bikin malam ini berwarna. Kita pun pisah, tanpa bicara dan gua sempat mengenalkan diri gua dengan bilang, “ Panggil gua Angel aja, kalau perlu blackAngel.”

“ Kenapa harus BlackAngel, kenapa ga WhiteAngel”

Gua terdiam dan offline dari facebook gua. Bukan urusan dia kalau gua mau jadi white or black, yang pasti hari itu menjadi hari perkenalan kita.

***

2 bulan kemudian.

Sahabat gua Agnes, tiba-tiba nikah. Dia ngundang gua datang ke kawinan dia. Gua tau, tentunya tau banget rasanya ke undangan seorang diri. pasti di bilang kagak laku atau parahnya perawan tua. Kalau bukan karena Agnes ini teman baik gua waktu jaman smp, pasti gua gak mau datang. Dengan terpaksa gua ajak adik gua, Teddy. Walaupun dia itu masih kecil, setidaknya orang-orang bakal kepikiran dia pacar gua kalau ga kenal. Cara yang jitu untuk membuat gua lepas dari julukan jomblo.

Seperti yang gua duga, undangan bakal dipenuhi temen-temen gak jelas. Akhirnya gua hanya bisa mojok sambil menikmati jus jeruk, karena udangan berdiri, gua harus rebutan sama banyak orang. Nah, saat gua uda menemukan satu bangku, gua mau lompat, eh tiba-tiba nenek-nenek tua nyerobot gitu aja. Jus di tangan gua jatuh dan tanpa sengaja kena sama cowok yang lagi duduk disampingnya. Omg.. gua jadi parno sendiri ngelihat tuh cowok kemeja putihnya jadi berwarna belang.

“ Sorry..” kata gua dan cowok itu natap gua dengan perasaan kesal tentunya.

“ Gapapa..” kata dia bangkit dari kursi dan pergi keluar ruangan, banyak yang lihatin gua, akhirnya gua terpaksa keluar dari ruangan pernikahan itu daripada dilihatin banyak orang.

Saat gua keluar, cowok yang tadi ketimpa jus gua, sedang bersih-bersih dengan tissue. Gua memperhatikan dan mendekat ke dia.

“ Sorry ya sekali lagi, tadi ga sengaja banget.”

“ Gapapa, tapi kok loe ga asing ya buat gua?” kata cowok itu.

“ Masa sih, maybe gua mukanya pasaran kali ya..”

“ Oh, gua inget. Loe temen facebook gua.. Angel ya namanya?” kata dia dan gua berpikir bisa jadi juga soalnya kan facebook itu sesuai tujuannya, menghubungan anda dengan semua orang.

“ iya benar, emang nama loe siapa?”

“ Gua Daniel, dulu kita sempat chat. Tapi uda lama banget..” kata dia dan gua pura-pura senyum and merasa inget..

“ Mungkin ya,. “

Dia pun menjelaskan kalau Agnes ini masih ada hubungan teman sama dia, akhirnya lupa deh kejadian jus jeruk tumpah itu. Sebenarnya sih, gua ga ada minat sama sekali ketika melihat wajah dia. Gak ganteng dan gak menarik, Cuma menang tinggi dan putih aja. Level gua terlalu tinggi dalam menilai pria, kita bicara banyak tapi ala kadarnya, beruntunglah adik gua muncul dan akhirnya hendak membawa gua pergi. Gua pun pamitan, tiba-tiba dia nanya.

“ Angel, boleh minta nomor telepon ga?”

“ Heh..” mulut gua terkunci, rasanya gak mau kasih, tapi melihat perlakuan gua sama baju dia, akhirnya gua pun kasih.

Dia tersenyum. Dan akhirnya pesta berakhir dan kita pun berakhir, ini gua sebut. Takdir kedua kita , setelah facebook online dulu.

***

Benar kata nenek gua, yang namanya jodoh, gak akan lari kemana-kemana. Gua kembali ditakdirkan ketemu sama si Daniel. Dia emang ga pernah nelepon atau sms gua setelah gua kasih nomor telepon gua. Tapi kita kembali ketemu saat tiba-tiba motor bebek gua mogok di jalan. Astaga, neh motor pas bawa dari rumah masih ok-ok aja. Kok tiba-tiba mati dijalan. Padahal tujuan gua naik motor ini Cuma mau beli makanan anjing gua di depan rumah. Gua bengong di jalan, tiba-tiba, si Daniel itu muncul. begonya lagi sampai detik itu gua ga lupa nama dia.

Entah bagaimana dia muncul, tapi motor gua beres saat itu juga. Saat gua Tanya kenapa bisa ada disini, dia bilang, dia mau ke rumah temen buat main futsal di deket Puri. Takdir yang aneh, walaupun dia sudah menolong motor gua yang ternyata businya lepas saat gua rem. Gua ga bilang terima kasih, tapi pergi gitu aja.Saat di depan toko anjing, gua baru merasa salah, harusnya gua bilang thks or apa gitu. Akhirnya gua berjanji dalam hati gua, kalau dia muncul lagi dalam hidup gua, gua bakal bilang terima kasih.

Sepertinya Tuhan emang uda mengatur semuanya, sekali lagi kita ketemu. Tapi kali ini, dalam keadaan berbeda. Saat itu, foto dia muncul di halaman depan facebook gua, foto dimana dia disitu lagi pakai baju kemeja dan terlihat lebih keren dari sebelumnya yang hanya pakai kaos oblong. Gua pun mengirimkan pesan di wall dia, dan berkata.

“ thks buat waktu itu di jalan, lupa bilang thksnya..” kata gua dan beberapa menit kemudian dia balas.

“ Sama-sama, sering-sering aja ya.. “ maksud dia ini ngeledekin gua supaya sering-sering mogok gitu apa gimana? Gua kaga ngerti. Tapi semua wall-wall di facebook kita berlanjut dengan kesapakatan kalau gua bakal traktir dia.

Kita janjian dan akhirnya untuk pertama kali dia nelepon gua. Gua bilang, gua akan ngajak dia makan di pizza hut puri. Kebetulan ada harga diskon buat berdua, hahaha, jangan pikir gua ini pelit ya, tapi emang lagi pengen aja. Kita janjian malam itu. Dia datang, dan kita bicara panjang lebar. Mengenal Daniel lebih dalam tentang siapa dia, yang pasti dia ini ternyata tinggal di daerah yang gak jauh dari tempat gua. Anaknya menarik,sopan dan yang pasti lugu sekali. Gua bukan cewek yang bodoh dalam menilai, tapi gua yakin banget,. Daniel itu terlalu polos sebagai cowok, apalagi ditambah dengan kalimat dia tentang kisah cinta dia yang berujung kalau dia di selingkuhi sama pacar dia,.

Saat-saat asyik lagi ngobrol. Tiba-tiba mantan gua muncul bersama gadis lain. Gua bingung, katanya dia mau kuliah di China. Lah kok tiba-tiba malah gandeng cewek. Gua memperhatikan dia berjalan, akhirnya dia sadar gua ada disana.Gua bangkit dan mendekatin dia.

“ Katanya loe ke China? Kok malah asyik pacaran?” kata gua emosi. Mantan gua sepertinya lebih berani membalas emosi gua dengan kalimat yang lebih menyakitkan.

“ Mau gua ke China atau Asyik pacaran? Ini kan bukan urusan loe? Loe kan bukan siapa-siapa gua?” mendengar kalimat itu gua langsung sakit di hati.

“ Maksud loe apa sih?” kata gua.

“ Eh, Angel, uda cukup ya loe mengontrol hidup gua, gua uda muak selama ini sama hubungan kita, loe pikir loe ini kecantikan hingga bisa suruh-suruh gua seenak hati loe. Gua senang akhirnya kita putus walau dengan alasan ke China. Karena gua sudah bosen lihat tingkah loe yang sok otoritir”

Mendengar kalimat itu, tangan gua spontan menampar dia. Rasanya sakit sekali mendengar orang yang pernah gua cintai bicara demikian. Daniel bangkit, menarik gua perlahan. Mengajak gua duduk. Gua ingin menangis, tapi gua menahan semuanya.

“ Gua mau pulang “ ucap gua langsung berjalan meninggalkan tempat makan, Daniel mengikuti gua sampai ke tempat parkir.

“ Angel.. “ teriak Daniel dan melihat dia,. Gua langsung menangis. Menangis karena harga diri gua sebagai perempuan telah hancur oleh hinaan mantan gua. Dia memeluk gua. Dan kalimatnya yang indah membuat gua tersadar untuk berhenti menangis.

“ Angel, jangan menangis untuk orang yang menyakiti loe, tapi menangis untuk kebahagiaan loe karena akhirnya loe tau siapa pria itu..”

Daniel benar, gua gak boleh menangis karena orang stupid itu, harusnya menangis karena bahagia akhirnya gua tau cinta dia itu palsu.

***

Daniel seperti obat bagi kehidupan gua setelah makan siang berantakan itu, gua banyak menghabiskan waktu sama dia. Tapi gua gak pernah menganggap dia sebagai apapun selain teman. Lucunya, dia seperti banyak waktu untuk orang seperti gua, dia rela belajar main tenis untuk bisa main sama gua. Dia rela ke salon bareng gua sekedar creambath, padahal rambutnya kan pendek. Tapi semua dia lakukan untuk apa, gua masih bertanya-tanya dalam hati. Yang pasti hal itu biar menjadi rahasia dia.

Tapi gua sempat menunjukan kalimat yang mungkin menurut gua sangat keterlaluan. Suatu ketika. Didepan sahabat-sahabat gua. Seorang teman bertanya sama gua.

“ Angel loe jadian ya sama Daniel?”

“ Heh, ga salah loe? Mana mungkin, Daniel itu kan bukan tipe gua, ga level lah ya..” gua mungkin hanya ingin bercanda saat itu, tapi saat itu Daniel muncul. gua terdiam. Dia hanya tersenyum. Gua yakin dia mendengar kalimat itu, dan waktu berjalan gua melupakan semua kalimat jahat gua itu sama dia.

Daniel memang pria yang sangat baik, dia tidak pernah merasa sedih dengan kalimat-kalimat gua. Dia tetap selalu setia ada dalam hidup gua. Dia rela menjaga anjing gua di rumah saat gua pergi keluar kota sama keluarga. Padahal gua tau dia alergi sama bulu anjing. Jadi kalau pas gua jemput anjing gua, muka dia merah-merah gitu. Pas gua Tanya, dia bilang cuma salah makan padahal akhirnya gua tau, dia itu alergi bulu anjing.

Entah apa yang dipikiran Daniel. Mengapa dia sangat baik sama gua. Lama-kelamaan gua jadi mempertanyakan kebaikan dia. Di suatu malam, entah karena gua lagi bad mood karena habis rebut sama nyokap. Gua langsung mempertanyakan semua yang ingin gua tau.

“ Kenapa sih, loe ini ini baik sama gua?” Tanya gua.

“ Gua baik sama siapapun kok, buat apa jahat sama orang?” jelas dia ngambang.

“ Tolong jujur, loe ini suka gua apa nggak, dan kebaikan loe ini ada maksud untuk merebut hati gua apa gimana?”

Daniel terdiam menatap wajah gua hampa dan berkata.

“ Angel, gua mungkin suka sama loe, tapi rasa suka gua? tidak akan sebesar keinginan gua untuk berharap menjadi kekasih loe, menjadi sahabat loe saja sudah cukup bagi hidup gua. Ngerti..”

“ Tapi gua ga mau dibaikin sama loe, gua gak mau loe salah paham. Gua Cuma ingin loe tau, kebaikan loe itu bikin gua merasa bingung, karena gua sama sekali gak kepikiran loe jadi pacar gua.”

“ Ya, gua tau kok. Gua pun ga kepikiran sama kesana. Tenang aja..”

Tapi gua tetap ragu dengan jawaban dia, sejak saat itu gua putusan untuk gak mau ketemu dia. Gua juga merasa risih dengan gosip dari semua orang kalau kita adalah kekasih. Sebagai cewek, rasanyaDaniel tidak pantas untuk gua. Itu lah kesombongan yang selalu gua pertahankan. Sejak saat itu, gua selalu menghindari Daniel. Ga angkat telepon dia, sampai lebih buruknya menghapus dia dari facebook gua. Gua tau, dia sering mencari gua, sering kirim pesan ke facebook gua, mempertanyakan mengapa gua harus menghindar dan membenci dia secara tiba-tiba. Tapi gensi yang tinggi untuk menjawab akhirnya membuat gua melupakan dia tanpa ampun. Gua bilang lewat pesan facebook.

“ Jangan pernah muncul dalam hidup gua, kalau emang loe anggap gua teman, kalau loe muncul itu hanya bikin gua stress.” Ya, kalimat gua yang kasar untuk seorang Daniel yang tanpa salah.

3 bulan kemudian.

Adik gua Teddy, mengalami sebuah kecelakaan motor. Kakinya patah dan lebih buruknya lagi nyawanya terancam karena dia kehilangan darah yang sangat banyak. Golongan darah adik gua termasuk langkah, berjenis 0, sedangkan stock rumah sakit kosong, akhirnya gua terpaksa meminta tolong sama teman-teman. Celakanya mereka semua gak ada yang punya jenis golongan darah itu. Dokter bilang, dalam waktu 24 jam, stock darah harus ada. Gua cemas. Gua gak mau kehilangan adik gua, setelah kehilangan bokap gua karena meninggal.

Gua terus berdoa dan menulis status gua di facebook tentang kebutuhan darah 0 untuk adik gua. Karena terlalu stress akhirnya gua malah ketiduran dan pasrah. Tiba-tiba saat gua terlelap, suster bilang ke gua. Adik gua sudah mendapatkan donor. Gua begitu bahagia. Darah yang paling sulit itu akhirnya ditemukan. Gua ga terlalu mikir siapa yang mendonorkan darah itu karena lebih mementingkan adik gua selamat dulu karena akan operasi. Tuhan memberkati adik gua, dia selamat dan akhirnya lolos dari masa kritis.

Saat gua lagi santai, suster yang tadi kasih info donor tanpa sengaja bertemu. Gua pun bertanya, siapa donor yang berbaik hati, gua ingin mengucapkan terima kasih. Suster itu bilang.

“ Dia cowok,umurnya 24, tinggi, putih, tapi dia menolak untuk disebutkan namanya. Abis donor langsung pergi gitu aja, uda saya suruh istirahat dulu, tapi gak mau, katanya ada keperluan, padahal darahnya banyak loh yang diambil.”

Ya siapapun dia, gua berterima kasih. Saat gua sudah mulai tenang. Dan adik gua sudah bisa bicara. Seorang sahabat menelepon gua. Dan berkata hal yang sangat mengejutkan.

“ Angel. Daniel kecelakaan mobil. Dia kritis di rumah sakit pik.”

“ Kok bisa?” Tanya gua dalam hati.

“ Loe mau jenguk gak?”

Bodohnya lagi, saat itu gua putuskan untuk tidak menjenguk.Gua masih merasa malu untuk bertemu dia walaupun temen gua bilang dia kritis. Gua heran, sebenarnya gua ini makluk ciptaan tuhan yang gimana sih? Kok gua tiba-tiba gak punya hati untuk seorang yang baik seperti Daniel walau dia sedang kritis.

Seminggu kemudian, gua mendapatkan kabar kalau Daniel dipindahkan ke rumah sakit Singapura untuk perawatan yang lebih baik. Gua masih gak bergeming. Lama-lama gua jad penasaran juga dengan kondisi Daniel.Sampai akhirnya, gua mencuri-curi waktu dengan melihat facebook dia.Sebuah wall dari sahabatnya membuatnya gua sangat terpukul. Tulisan yang membuat gua merasa menjadi gadis yang sangat berdosa. Status terakhir Daniel yang terbaca setelah beberapa hari sebelum kejadian dia kecelakaan,

“ Daniel, adik Angel masuk rumah sakit, dia butuh golongan darah 0. Loe bukannya golongan darah 0. “

“ Iya, gua tau,, gua lagi otw kesana..”

gua jadi teringat kalimat suster tentang sosok Daniel. Dan gua akhirnya paham, mengapa dia gak mau sebutin nama dia saat mendonor, orang semulia ini yang rela menolong tanpa pambrih telah gua lewatkan dalam hidup gua. Gua sangat menyesal. Dengan segara cara gua mencari tau keberadaan Daniel. Gua mencoba telepon dan sms tapi telepn dia ga aktif. Sampai akhirnya gua menyerah. Gua hanya bisa berdoa dia lekas sembuh sehingga gua bisa ketemu dia

tapi rasanya semua itu hanya jadi mimpi. Karena sahabat gua berkata dan membuat tubuh gua lemas.

“ Daniel uda disisi tuhan”

Hati gua hancur. Retak dan sangat menyesal.Bahkan gua gak sempat mengucapkan terima kasih atas kebaikan dan ketulusan dia disisi gua. Kalau saja gua bisa menarik waktu dan mengubah segalanya, gua akan meminta maaf dan menyadari betapa dia sangat berharga lebih dari arti seorang kekasih.

Dia adalah seorang sahabat yang telah mengajarkan gua tentang arti cinta kasih, tentang sebuah pengorbanan dan kehidupan.

Daniel, mungkin loe gak akan pernah jadi kekasih gua. Tapi loe akan menjadi bagian dalam hidup gua. Dan biarkan gua meminta izin untuk mengatakan kepada dunia kalau loe adalah kekasih gua, walau terlambat.

Semoga kisah ini menjadi kisah yang memberikan arti bagi kalian untuk mengerti kebaikan diatas segalanya.