Kamis, 23 September 2010

if you know I do not want you to go Leave me alone with your shadow if you know I'm always in love Do not you forget our memories so far

when everything was like before .. I feel wrong if I still expect you .. but indeed I can not deny .. if you know,, my dear .. My love, just hope one day you're happy ..
I felt something else at that time .. but never mind. forget it, have all been passed ..!
sometimes I wonder ..
why sometimes he comes and he goes that fast, but he comes again ..
I sometimes ask myself, does indeed become a shadow My only consolation in his life.?
sometimes he still asked about it,, the same thing ..
"Because I not only want loyal in relationships, but also the feelings ..!!"
always hope .. you get to your happiness,,
still see your smile makes me feel happy ..
Your honesty that always makes me love ..
but now,, I acknowledge, to limit what is .. because now is not like that before ..
although I still expect ...
you are the person who never made me an adult because of your love .. ever, you are the person who never fill the empty part in my life, beautiful story and a bad record in my dictionary ..
till this moment, always love you Nduth.!

Selasa, 21 September 2010

love u nduth,.!! ;)

Kenapa cinta selalu berpaling dariku
Tinggalkan luka yang terperih
Ku mencintaimu lebih dr segalanya
Takkan pernah tergantikan

Hanya untukmu
Kuberikan yang terbaik dariku
Dan cintaku takkan sampai disini

Melupakan dirimu
Aku tak pernah bisa
Semakin ku larut dalam bayangmu
Berikan waktumu untukku
Untuk membuktikan cintaku
Jalani hidup bersamaku


Meskipun kau berubah menjadi bunga ku akan tetap menjadi matahari.
Karna matahari ingin bunga dapat terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar iia tumbuh berkembang dan terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walau matahari tahu dia hanya dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu-kupu yang akan menari bersama bunga.

Meskipun kau berubah menjadi bulan, Ku kan tetap menjadi Matahari. Meskipun tau matahari dan bulan tidak pernah bertemu.
Ku kan tetap menjadi Matahari,meskipun kau berubah menjadi bulan. Matahari tetap menjadi matahari agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi. Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari,tetapi disaat semua makhluk mengagumi bulan. Siapakah yang ingat pada Matahari. Matahari rela memberikan Cahayanya untuk bulan walaupun ia sendiri tak bisa menikmati cahaya bulan,dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut.

Meskipun kau berubah menjadi Phonixyang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari.
Saat kau jadi Phonix yang dapat terbang tinggi jauh ke langit bahkan di atas matahari, ku kan tetap menjadi Matahari agar Phonix bebas untuk pergi kapanpun ia mau dan Matahari tidak akan mencegahnya. Matahari rela melepaskan Phonix untuk pergi jauh, namaun Matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk Phonix. Matahari selalu ada untuk Phonix kapan pun ia mau kembali kepada Phonix walau Phonix tidak selalu ada untuk Matahari. Tidak ada makhluk lain selain Phonix yang mampu masuk ke dalam Matahari dan mendapatkan cintanya.

''kaya hanyal;ah sebuah rasa''

Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.
Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.

Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya, “Bagaimana perjalanan tadi?” “Sungguh luar biasa, Pa.” “Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?” tanya sang ayah. “Iya, Pa,” jawabnya. “Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?” tanya ayahnya lagi.

Si anak menjawab, “Saya melihat kenyataan bahwa kita mempunyai seekor anjing sedangkan mereka memiliki 5 ekor kambing .
Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya.
Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka.

Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horison.
Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang.
Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita tetapi mereka melayani diri mereka sendiri.
Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanam sendiri.
Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka.”

Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian si anak menambahkan, “Terima kasih, Pa, akhirnya aku tahu betapa miskinnya diri kita.”.

Sahabat, Kaya adalah ketika kita ringan berbagi, Kaya itu tidak pernah mengeluhkan apa yang telah terjadi dan yang sedang terjadi, Kaya adalah mensyukuri dan menikmati segala bentuk pemberian, Kaya adalah kita mampu merasakan kebahagiaan ketika saudara atau tetangga kita sedang berbahagia, Kaya adalah kemampuan meringankan penderitaan orang lain. Kaya bukan menunggu datangnya banyak harta. Dan Kaya yang sesungguhnya adalah ketika kita amat sangat dekat dengan SANG MAHA KAYA, Allah SWT. http://www.rumah-yatim-indonesia.org/

LUPAKAN DENDAM, JADILAH PEMAAF

Dendam nyaris selalu disertai sakit hati. Dan itu sering menjadi dasar untuk melakukan sebuah pembalasan. Saat orang lain melakukan sesuatu yang tidak kita sukai, tiba-tiba saja kita merasa mendapatkan ijin khusus dari Tuhan untuk melakukan pembalasan. Bahkan, tidak jarang kita memberikan `bonus’ nya sekalian. Jika anda menampar saya perlahan, maka sebagai bonusnya, tamparan balasan dari saya bisa sangat keras sekali. Kalau perlu, hingga membuat anda pingsan. Jika hari ini saya belum bisa membalas anda, maka semuanya itu akan berubah menjadi utang yang wajib untuk dibayarkan kepada anda dimasa depan. Jika tangan saya sendiri tidak mampu melakukannya, maka saya mengutus orang lain untuk mewakili terlunasinya utang-utang itu. Berikut bunganya sekalian. Bukan begitukah kita mendefinisikan sebuah dendam?

Secara garis besar, ada tiga komponen yang menghidupi dendam, yaitu: perbuatan orang lain kepada kita, rasa sakit hati, dan pembalasan. Mari kita bahas, satu demi satu. Pertama, perbuatan orang lain kepada kita. Dalam banyak situasi, kita tidak bisa mengendalikan perbuatan orang lain. Kita sama sekali tidak memiliki hak untuk menyuruh atau melarang orang lain untuk melakukan atau menghindari sebuah perbuatan. Paling banter, anda hanya bisa menghimbau. Misalnya dengan mengatakan; “Maaf Mas, kalau mau merokok jangan diruangan ber-AC seperti ini dong….” Apakah orang itu akan berhenti, atau pindah ketempat terbuka, atau memasabodohkan perkataan anda; itu diluar kuasa anda.

Bahkan, sekalipun anda seorang atasan; anda hanya bisa mengatakan; “Optimalkan jam kerjamu.” Atau “Lakukan kegiatan ekstra untuk perusahaan.” Atau “Jangan terlambat masuk kerja.” Anda bisa melakukannya sebatas itu. Sekalipun anda melakukan semuanya itu atas kewenangan anda dan demi kebaikan organisasi dan diri mereka sendiri, tetapi dimata mereka anda tidak lebih dari seorang atasan yang bawel. Anda tak perlu heran. Sebab, anda sama sekali tidak bisa mengontrol tindakan atau perbuatan orang lain. Dengan kata lain; anda sama sekali tidak memiliki kuasa untuk mempengaruhi ‘will’ seseorang. Mengapa? Karena, ‘kehendak’ adalah hak setiap manusia. Dan seperti yang kita tahu; ada orang yang mampu mengarahkan kehendaknya kepada hal-hal postif dan produktif, dan ada pula yang sebaliknya.

Kedua, rasa sakit hati. Mungkin anda bisa mengatakan ’sakit sekali hati ini’. Namun, bisakah anda menemukan dimanakah letaknya rasa sakit hati itu? Dibawa kerumahsakit pun tidak akan membantu anda menemukan letak rasa sakit itu. Mengapa? Karena sakit hati adanya diawang-awang. Yang bisa menjangkaunya hanyalah perasaan. Liver kita sehat walafiat. Tetapi, mengapa kita merasakan sakit begitu rupa? Karena kita membiarkan perasaan merengkuh rasa sakit itu. Dan membawanya masuk kedalam hati kita. Seandainya kita tidak mengijinkan perasaan menggapainya, maka kita tidak akan merasakannya.

Oleh karena itu, sakit hati sama sekali tidak berhubungan dengan tindakan orang lain; melainkan dengan diri kita sendiri. Jika kita tidak menginginkan rasa sakit hati itu, maka tindakan apapun yang dilakukan oleh orang lain tidak akan berhasil menjadikan kita sakit hati. Ada orang yang menghina anda sebegitu rupa; namun, anda tidak mengijinkan perasaan membawa sakit hati. Maka anda akan tenang- tenang saja. Ada orang yang menggosipkan tentang kekurangan- kekurangan anda. Dan tentu saja, gosip baru enak kalau ditambah dengan bumbu-bumbu, bukan? Sehingga, dilingkungan anda terbentuk opini yang sedemikian buruknya tentang anda. Anda sakit hati? Tidak, jika anda tidak mengijinkan sang perasaan melakukannya. Sekalipun tidak semua yang mereka katakan tentang anda itu benar. Artinya, ada bumbu tambahan yang dilebih-lebihkan. Jika anda benar-benar tidak seperti yang mereka katakan; maka itu tidak akan terlalu berpengaruh kepada baik atau buruknya diri anda. So what?

Ketiga, pembalasan. Anda boleh melakukan pembalasan dengan 3 syarat; kalau anda lebih kuat, kalau ingin membuat dendam baru, dan kalau anda kurang kerjaan. Kalau mereka lebih kuat dari anda, dan anda ngotot untuk melakukan pembalasan itu berarti anda bunuh diri. Jadi, melakukan pembalasan kepada pihak yang lebih kuat itu sama sekali bukanlah tindakan yang cerdas. Jika anda benar-benar cerdas, lebih baik lupakan saja itu yang namanya balas dendam. Buang jauh-jauh sifat dendam, dan anda akan hidup dengan tentram.
Mungkin anda bisa membalas dendam. Sehingga ketika dendam itu terbalaskan, hati anda sembuh dari sakit. Hey, harap diingat; pembalasan anda bisa menumbuhkan dendam lain dihati mereka. Kemudian mereka membalas lagi kepada anda, lalu anda kembali membalasnya. Maka jadilah dendam itu berputar-putar sampai tidak tahu kapan saatnya untuk berhenti. Sehingga, anak keturunan kita harus ikut menanggung dendam yang sama; meskipun mereka tidak tahu menahu apa penyebabnya. Maukah anda mengorbankan anak cucu untuk sebuah dendam yang anda buat dengan orang lain? Tidak. Baguslah itu. Jadi, mari kita lupakan dendam kesumat itu. Cukup sampai disitu saja.

Lagipula, anda bukanlah orang yang kekurangan pekerjaan. Ada seribu satu hal penting yang membutuhkan curahan perhatian kita. Dengan melakukan semuanya itu, hidup kita menjadi lebih berarti. Jika kita membuang-buang waktu, tenaga, dan perhatian hanya untuk mengurusi dendam; maka semua hal positif yang menanti kita untuk bertindak akan terbengkalai begitu rupa. Sehingga, hidup kita menjadi kurang bermakna. Jadi, bisakah kita mengatakan kepada diri kita sendiri bahwa; ‘kita tidak memiliki waktu untuk membalas dendam’. Oleh karena itu, setiap perbuatan buruk orang lain kepada kita, tidak perlu dibalas dengan perbuatan buruk yang sama. Dengan begitu, selain kita bisa menjadi manusia yang pemaaf; kita akan terbebas dari sesuatu yang kita sebut sebagai ’sakit hati’ itu. Kita juga bisa melakukan banyak hal lain yang lebih berguna dalam hidup ini. Jadi, perlukan membawa-bawa dendam ini disepanjang hidup kita?

Sahabat, “Dalam ajaran Islam membalas itu tidak terlarang, akan tetapi memaafkan itu jauh lebih baik..”
Suatu hari ‘Aisyah yang tengah duduk santai bersama suaminya, Rasulullah saw, dikagetkan oleh kedatangan seorang Yahudi yang minta izin masuk ke rumahnya dengan ucapan Assamu’alaikum (kecelakaan bagimu) sebagai ganti ucapan Assamu’alaikum kepada Rasulullah.
Tak lama kemudian datang lagi Yahudi yang lain dengan perbuatan yang sama. Ia masuk dan mengucapkan Assamu’alaikum. Jelas sekali bahwa mereka datang dengan sengaja untuk mengganggu ketenangan Rasulullah. Menyaksikan pola tingkah mereka, Aisyah gemas dan berteriak: Kalianlah yang celaka!
Rasulullah tidak menyukai reaksi keras istrinya. Beliau menegur, Hai ˜Aisyah, jangan kau ucapkan sesuatu yang keji. Seandainya Allah menampakkan gambaran yang keji secara nyata, niscaya dia akan berbentuk sesuatu yang paling buruk dan jahat. Berlemah lembut atas semua yang telah terjadi akan menghias dan memperindah perbuatan itu, dan atas segala sesuatu yang bakal terjadi akan menanamkan keindahannya. Kenapa engkau harus marah dan berang?”

“Ya Rasulullah, apakah engkau tidak mendengar apa yang mereka ucapkan secara keji sebagai pengganti dari ucapan salam?”
“Ya, aku telah mendengarnya. Aku pun telah menjawabnya wa’alaikum (juga atas kalian), dan itu sudah cukup.”
Manusia agung, Muhammad saw ini lagi-lagi memberikan pelajaran yag sangat berharga kepada istrinya, yang tentu saja berlaku pula bagi segenap kaum muslimin. Betapa beliau telah menunjukkan suatu kepribadian yang amat matang dan sangat dewasa dalam menghadapi berbagai keadaan. Begitu kokoh pemahaman dirinya, sehingga tidak mudah terpancing amarahnya. Suatu pengendalian emosi yang luar biasa.

Sebagai istri, ‘Aisyah tentu tidak rela manakala suami tercintanya menerima ucapan keji dan busuk, sebagaimana yang diucapkan oleh orang Yahudi. Darahnya segera mendidih, dan tanpa kendali keluarlah dari kedua bibirnya kata-kata keji pula sebagai balasan atas mereka.
Apa yang dikatakan oleh ‘Aisyah sebenarnya dalam batas kewajaran. Ia tidak berlebihan dalam mengumpat dan mengata-katai mereka. Ia hanya membalas secara setimpal apa yang mereka ucapkan. Akan tetapi Rasulullah belum berkenan terhadap ucapan istrinya. Beliau ingin agar ‘Aisyah mengganti ucapannya dengan satu kata yang lugas tapi tetap sopan. Rasulullah berkata, Wa’alaikum, itu sudah cukup.’

Keperkasaan seseorang tidak bisa diukur dari kekuatan fisiknya. Orang yang jantan, bukan mereka yang ahli bertinju, bukan mereka yang di setiap pertandingan tak terkalahkan. Menurut determinasi Islam orang yang kuat adalah mereka yang dikala marah bisa menahan dirinya. Rasulullah bersabda, “Bukan dikatakan pemberani karena seseorang cepat meluapkan amarahnya. Seorang pemberani adalah mereka yang dapat menguasai diri (nafsu)-nya sewaktu marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda: “Ada tiga hal yang jika dimiliki seseorang, ia akan mendapatkan pemeliharaan dari Allah, akan dipenuhi dengan rahmat-Nya, dan Allah akan senantiasa memasukkannya dalam lingkungan hamba yang mendapatkan cinta-Nya, yaitu (1) seseorang yang selalu bersyukur manakala mendapat nikmat dari-Nya, (2) seseorang yang mampu meluapkan amarahnya tetapi mampu memberi maaf atas kesalahan orang, (3) seseorang yang apabila sedang marah, dia menghentikan marahnya.” (HR. Hakim).

astagfirullah

AH ! MANA ADA TUHAN ITU ?

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.
Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.
Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Tuhan itu ada”. “Kenapa kamu berkata begitu ?” timpal si konsumen. “Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di jalanan… untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang sakit?, Adakah anak terlantar? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker- istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.”
Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ?”. “Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”
“Tidak!” elak si konsumen. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana”, si konsumen menambahkan.
“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!”, sanggah si tukang cukur. ” Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok!” kata si konsumen menyetujui. “Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA ! Tapi apa yang terjadi… orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”
Si tukang cukur terbengong !!!

Sahabat, Allah SWT Tuhan Semesta Alam, memang harus kita cari dan kita temukan. Ketika kita sudah menemukan Tuhan maka kita akan dengan mudah mengenalnya, bagaimana cara Dia menyayangi kita, bagaimana cara Dia menolong kita, bagaimana cara Dia menyembuhkan penyakit kita dan segala perbuatanNYA terhadap diri kita akan dengan mudah kita rasakan.

Kemana Mencarinya dan Bagaimana cara Mencarinya ?
Nabi Ibrahim ’alaihissalam mencari Tuhan lewat membaca gejala Alam Semesta, mengamati Matahari, Bulan dan Bintang yang disangkanya sebagai Tuhan tapi semuanya sirna seiring bergulirnya waktu
Nabi Musa ’alaihissalam mendaki bukit Thurissina hingga 40 malam mencari dan mengharap sebuah kepastian akan eksistensi Tuhan Semesta Alam
Ibunda Hajar istri Nabi Ibrahim berlarian antara bukit Shofa dan Marwah mencari dan menghiba mata air Tuhan agar segera dialirkan.
Muhammad SAW berbulan-bulan bertahanus di Goa Hira mencari Tuhan untuk menjawab kegelisahannya atas ummatnya yang semakin akrab dengan perilaku kehewanan.

Karena ada upaya yang keras dan kesungguhan serta kesadaran betapa lemahnya diri ini menghadapi berbagai permasalahan kehidupan maka TUHANpun MEMPERKENALKAN DIRINYA.
Nabi Ibrahim dibukakan pengetahuannya bahwa Matahari, Bulan, Bintang dan seluruh alam semesta ada YANG MENCIPTAKAN, Dialah Allah Tuhan Semesta Alam
Nabi Musa mendengarkan secara langsung jawaban dari Allah SWT ” Sesungguhnya Akulah Allah Tuhan Semesta Alam ”
Ibunda Hajar digembirakan Tuhan dengan mengalirnya Air Zam-Zam dibawah kaki anaknya Ismail dan Muhammad SAW diperkenalkan Tuhan melalui Malaikat Jibril yang membawa Wahyu pertama IQRO’ !

Lalu bagaimana dengan Kita ?
Nabi adalah manusia sama seperti kita juga manusia, bedanya Nabi menerima Wahyu sedangkan kita hanya bisa menerima Hikmah dari Allah SWT. Jadi kitapun sama akan mampu menemukan dan mengenal Tuhan sebagaimana para Nabi mencari dan menukan Tuhan, Caranya ?
Buatlah sebuah Proyek baik kecil-kecilan atau besar-besaran sekalian lalu buatlah Goal Targetnya, bersungguh-sungguhlah dalam melaksakan proyek tersebut kemudian ajukan proposal kepada Tuhan lewat munajat di sepertiga malam, maka lihatlah dan rasakanlah bagaimana cara Tuhan membimbing dan menolong kita menuju Goal Target yang telah kita tetapkan, bisa jadi hasilnya jauh melampaui Goal Target yang telah kita tetapkan.

Contoh Proyek Kecil : Ingin Membiasakan diri bangun Malam untuk Sholat Tahajjud jam 03.00, maka sebelum tidur berwudhulah dahulu, sebutlahlah nama Allah sebanyak mungkin melalui zikir yang kita sukai, sebelum terlelap mintalah dibangunkan jam 03.00 tepat, silahkan coba dan rasakan apa yang terjadi, dan amatilah bagaimana caranya Allah membangunkan kita !

Demikian juga dengan proyek sedang dan proyek besar, kerahkan seluruh potensi kita secara maksimal untuk meraih Goal Target lalu munajatkan disetiap malam dalam Tahajjud kita, maka perhatikanlah bagaimana cara Allah memperkenalkan dirinya kepada kita.

satu mata dari ibu

Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya sungguh memalukan. Ia menjadi juru masak di sekolah, untuk membiayai keluarga. Suatu hari ketika aku masih SD, ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia lakukan ini? Aku memandangnya dengan penuh kebencian dan melarikan diri.

Keesokan harinya di sekolah “Ibumu hanya punya satu mata, ya?!?!” Ieeeeee, jerit seorang temanku. Aku berharap ibuku lenyap dari muka bumi. Ujarku pada ibu, “Bu. Mengapa Ibu tidak punya satu mata lainnya? Kalau Ibu hanya ingin membuatku ditertawakan, lebih baik Ibu mati saja!!!” Ibuku tidak menyahut.

Aku merasa agak tidak enak, tapi pada saat yang bersamaan, lega rasanya sudah mengungkapkan apa yang ingin sekali kukatakan selama ini. Mungkin karena Ibu tidak menghukumku, tapi aku tak berpikir sama sekali bahwa perasaannya sangat terluka karenaku.
Malam itu.....Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku sedang menangis, tanpa suara, seakan-akan ia takut aku akan terbangun karenanya.

Saya memandangnya sejenak, dan kemudian berlalu. Akibat perkataanku tadi, hatinya tertusuk. Walaupun begitu, aku membenci ibuku yang sedang menangis dengan satu matanya. Jadi aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku akan tumbuh dewasa dan menjadi orang yang sukses.

Kemudian aku belajar dengan tekun. Kutinggalkan ibuku dan pergi ke Singapura untuk menuntut ilmu.
Lalu aku pun menikah. Aku membeli rumah. Kemudian akupun memiliki anak.
Kini aku hidup dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggalku karena tidak membuatku teringat akan ibuku.

Kebahagian ini bertambah terus dan terus, namun suatu ketika ibuku datang.....
Apa?! Siapa ini?! Itu ibuku. Masih dengan satu matanya. Seakan-akan langit runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku berlari ketakutan, ngeri melihat mata Ibuku. Lalu aku katakan padanya, “Siapa kamu?! Aku tak kenal dirimu!!” Untuk membuatnya lebih dramatis, aku berteriak padanya, “Berani-beraninya kamu datang ke sini dan menakuti anak-anakku! !” “KELUAR DARI SINI! SEKARANG!!”
Ibuku hanya menjawab perlahan, “Oh, maaf. Sepertinya saya salah alamat,” dan ia pun berlalu. Untung saja ia tidak mengenaliku. Aku sungguh lega.

Aku tak peduli lagi. Akupun menjadi sangat lega.
Suatu hari, sepucuk surat undangan reuni sekolah tiba di rumahku di Singapura.
Aku berbohong pada istriku bahwa aku ada urusan kantor. Akupun pergi ke sana .. Setelah reuni, aku mampir ke gubuk tua, yang dulu aku sebut rumah.. Hanya ingin tahu saja. Di sana , kutemukan ibuku tergeletak dilantai yang dingin. Namun aku tak meneteskan air mata sedikit pun. Ada selembar kertas di tangannya. Sepucuk surat untukku.

“Anakku..Kurasa hidupku sudah cukup panjang.. Dan..aku tidak akan pergi ke Singapura lagi..
Namun apakah berlebihan jika aku ingin kau menjengukku sesekali? Aku sangat merindukanmu. Dan aku sangat gembira ketika tahu kau akan datang ke reuni itu. Tapi kuputuskan aku tidak pergi ke sekolah. Demi kau.. Dan aku minta maaf karena hanya membuatmu malu dengan satu mataku.

Ketahuilah anakku, ketika kau masih sangat kecil, kau mengalami kecelakaan dan kehilangan satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tak tahan melihatmu tumbuh hanya dengan satu mata. Maka aku berikan mataku untukmu. Aku sangat bangga padamu yang telah melihat seluruh dunia untukku, ditempatku, dengan mata itu. Aku tak pernah marah atas semua kelakuanmu.
Ketika kau marah padaku.. Aku hanya membatin sendiri, “Itu karena ia mencintaiku” Anakku! Oh, anakku! Selamat tinggal sayang ”

Sahabat, sesungguhnya kebahagiaan yang kita raih dan kita nikmati itu adalah karena ada peran orang lain baik secara langsung maupun tak langsung. Berhentilah sejenak dan renungi hidup kita!, keberhasilan dan kebahagiaan yang manakah yang kita raih sendirian ?

Bersyukurlah atas apa yang kita miliki sekarang dibandingkan apa yang tidak dimiliki oleh jutaan orang lain! Luangkan waktu untuk mendoakan ibu kita!

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (Q.S. Al-Isra : 23 )